0 comment 78 views

Kesiapan Gen Z Dalam Menghadapi Bonus Demografi

Gen Z digadang-gadang menjadi pemimpin negara di masa depan, pemegang peran tertinggi dalam keberlangsungan negara. Hal ini disebabkan karena Gen Z, generasi yang lahir pada 1995 sampai 2012 menurut David dan Jonah Stillman, adalah pemegang angka terbesar dalam perhitungan jumlah penduduk Indonesia. Menurut data sensus penduduk Indonesia tahun 2020, total penduduk Indonesia adalah 270,2 juta jiwa, dan 27,95% persennya atau sekitar 75,94 juta jiwa penduduk Indonesia adalah Gen Z. Pertumbuhan penduduk ini akan terus berlanjut dan akan mencapai puncak bonus demografi yang diperkirakan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi pada tahun 2030.

Bonus demografi adalah suatu momentum dimana proposi jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih banyak dari jumlah penduduk usia non-produktif (65 tahun ke atas). Bonus demografi bisa jadi suatu hal yangmenguntungkan apabila dimanfaatkan dengan baik. Jumlah penduduk usia produktif yang banyak dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan bangsa Indonesia apabila dikelola oleh tangan yang tepat. Sebaliknya, apabila bonus demografi tidak disikapi dengan bijak, maka hal ini hanya akan menjadi beban bagi bangsa. Kestabilan perekonomian yang terganggu, angka pengangguran yang melonjak dan hal-hal buruk lainnya akan dihadapi Indonesia yang tidak memanfaatkan bonus demografi dengan benar.

Sebagai harapan bangsa, Gen Z harus mempersiapkan diri untuk menghadapi momentum bonus demografi ini, agar dapat membantu kerja pemerintah dalam mensukseskan program-program pemerataan kesejahteraan. Gen Z sebagai calon pemimpin masa depan dan bagian dari bonus demografi itu sendiri harus bisa meracik bonus demografi menjadi sumber SDM berkualitas yang menghasilkan kemajuan pesat untuk bangsa. Jangan sampai Gen Z yang harusnnya mengendalikan bonus demografi malah disetir keadaan atau bahkan hanya menjadi penonton dan melewatkan kesempatan seberharga bonus demografi ini. Untuk itu, Gen Z setidaknya harus membekali diri dengan leadership skills, penguasaan digital network dan algoritmanya, serta wawasan politik yang luas.

Hal pertama yang perlu dimiliki oleh Gen Z untuk mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi adalah leadership skills (keahlian kepemimpinan). Dikutip dari Maglarning, Hemhill dan Coon (1995) berpendapat bahwa “kepemimpinan adalah sikap individu yang memimpin berbagai kegiatan kelompok terhadap tujuan yang akan dicapai bersama-sama.” Dalam leadership, Gen Z akan belajar bagaimana cara mengambil keputusan dengan bijak, berpikir lebih kritis, mempertimbangkan segala risiko yang akan dihadapi, dan memimpin sekelompok massa agar mau bekerja sama mencapai tujuan. Leadership juga akan membuat Gen Z lebih ahli dalam menyampaikan pendapat, memposisikan diri di lingkungan dimana dia berada. Kemudian, keahlian-keahlian yang ada dalam leadership ini dapat membantu Gen Z untuk berperan aktif menyelesaikan masalah-masalah nyata di lingkungannya. Gen Z yang memiliki keahlian kepemimpinan pun dapat mengarahkan massa untuk menjalankan rencana kerja yang sudah disepakati dan merealisasikan tujuan dari rencana tersebut. Gen Z dapar mempartisipasikan dirinya untuk menyelesaikan dari mulai masalah-masalah nyata di lingkungannya hingga ke lingkungan yang lebih besar seperti lingkup negara. Seperti halnya, banyak mahasiswa-mahasiswa yang bahkan diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasannya di forum-forum resmi, seperti rapat-rapat penting petinggi negara. Leadership skills menjadi penting untuk dikuasai Gen Z agar dapat mengendalikan massa pada puncak bonus demografi.

Selanjutnya, digital network dan algoritmanya adalah hal yang harus dikuasai dan krusial untuk Gen Z. Hidup di era berkembang pesatnya gadget dan internet, menyebabkan Gen Z mau- tidak mau, harus menjalani hidupnya dengan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam digital network. Pentingnya menguasai digital network dan algoritmanya adalah agar Gen Z tidak tertipu dan tergiring opini untuk kemudian mengambil keputusan yang salah. Mudahnya bagi sebuah informasi untuk menyebar di internet membuat Gen Z harus berhati-hati dan bijak dalam memilih konten asupan sehari-hari. Gen Z harus bisa memeriksa dan mengenali informasi yang sifatnya hoax. Kemudian mencegahnya untuk tersebar terlalu luas di kalangan masyarakat. Bonus demografi akan menyediakan sekian banyak orang mengakses internet setiap harinya. Apabila Gen Z tidak memahami cara kerja digital network dan algoritmanya, maka Gen Z akan menjadi generasi tertinggal, gagal menjadi pelopor kemajuan untuk bangsa, dan akhirnya menjadi generasi yang hanya sekedar besar jumlahnya tapi sebagai SDM rendah yang sia-sia.

Terakhir, Gen Z harus memperkaya diri dengan wawasan politik yang luas. Memperluas wawasan politik bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti memahami struktur pemerintahan negara, mengetahui pedoman-pedoman hukum yang dipakai oleh negara dan penerapannya, mengenal pemimpin-pemimpin pemerintahan dan cara-cara mereka memimpin negara, serta mengenal calon-calon pemimpin yang akan menjabat di periode yang akan datang. Indonesia akan menyelenggarakan Pilpres 2024 dalam waktu dekat ini. Presiden yang terpilih dari hasil Pilpres 2024 otomatis menjadi pemimpin yang menyertai Indonesia menuju puncak bonus demografi tahun 2030. Maka, presiden yang terpilih hendaknya adalah presiden yang memiliki kemampuan untuk merancang segala program dan kebijakan yang tepat dan berkualitas agar Indonesia bisa mengoptimalkan bonus demografi. Karena hasil dari Pilpres 2024 ini sangat menentukan masa depan Indonesia, maka Gen Z sebagai penyumbang suara terbanyak harus memiliki wawasan politik yang luas agar dapat menentukan pilihan secara bijak.

Ketiga hal di atas hanyalah sebagian kecil dari semua yang harus diperhatikan Gen Z dalam membentuk karakter yang siap menghadapi momentum besar seperti puncak bonus demografi 2030. Bonus demografi harus dimanfaatkan secara optimal agar menghasilkan perkembangan signifikan untuk Indonesia menjadi salah satu negara maju. Maka dari itu, Gen Z juga harus menjadi SDM yang berkualitas dengan kemampuan memimpin, memilih pemimpin, dan memanfaatkan digital network sebagai alat penyampaian gagasan dan ide-ide kreatif yang baik. Selanjutnya, Gen Z akan membuka jalan untuk pemerataan kesejahteraan Indonesia di masa depan.

referensi

  • Risza, Handi. 2022. Pilpres 2024 dan Bonus Demografi. Jakarta: Kompas. https://www.kompas.id/baca/opini/2022/11/17/pilpres-2024-dan-bonus-demografi
  • Stillman, David and Jonah. 2017. Gen Z Work: How the Next Generation Is Transforming the Workplace. Harper Collins.
  • Fitriyani, Ana Lailatul S.Tr.Stat., Khairunnisah, Khairunnisah SST, M.S.E. 2023. Bonus Demografi dan Visi Indonesia Emas 2045. Jakarta: DATAin, Badan Pusat Statistik. Vol. 1, No. 2.

Tinggalkan Komentar

Komentar Terbaru

  • Seoranko

    It appears that you know a lot about this topic. I expect…

  • Felix Meyer

    Truly appreciate your well-written posts. I have certainly picked up valuable insights…

  • VIEW NEWZ

    Very interesting news information that doesn't make you bored, especially the latest…

  • BERITA MANTUL

    One of the rare natural phenomena that will occur next month is…

  • 168NEWS

    Several central banks have begun considering raising interest rates to control rising…

Chat WhatsApp
Butuh Bantuan?
Selamat datang di Portal Berita Paradeshi. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami beragam informasi yang kami sajikan, baik dalam bentuk berita ataupun artikel, seluruh konten yang dihadirkan kami kanalkan dalam beragam rubrik.

Silahkan menghubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut