Politik adalah “Lima” dari Empat Sehat Lima Sempurna

Mengapa politik itu penting?

Pertanyaan diatas adalah satu pertanyaan yang selalu bertengger di kepala saya ketika memutuskan untuk menyentuh sedikit pengetahuan politik di organisasi kampus. Saya kira mahasiswa atau bahkan remaja tidak perlu belajar politik jika tidak berminat, tidak perlu mendalami politik ketika memutuskan untuk lebih paham di ilmu agama saja dan lain sebagainya. Namun teman-teman, ternyata politik itu sangat penting. Politik bagaikan rantai kehidupan yang memang kita butuhkan. Ibaratnya ketika kita makan empat sehat lima sempurna, maka tanpa politik semuanya tidak bisa sempurna. Politik adalah “lima” dari empat sehat tersebut.

Politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perumusan dan implementasi kebijakan publik pemerintah. Berbagai tindakan dalam sistem politik (negara) yang meliputi proses penentuan tujuan sistem dan pelaksanaan tujuan tersebut. Pada hakikatnya politik merupakan fenomena terkait manusia yang selalu hidup bermasyarakat. Secara kodrat, ia adalah makhluk sosial yang selalu dinamis dan berkembang. Karena itu, politik adalah gejala yang terwujud dalam proses perkembangan manusia (Detiknews, 2023).

Kehidupan kita tidak bisa dilepaskan begitu saja dari politik, kita harus berteman akrab dengan mereka layaknya sahabat baik. Politik dan generasi Z tentunya saling berkaitan erat. Alangkah malangnya negeri ini jika generasi Z malah anti dengan politik alias tidak mau menyentuh kehidupan politik sama sekali, maka siapa yang bertugas membawa perubahan demi masa depan? Gerbang pemuda terbaik adalah melalui kampus dan sekolah, pemuda yang matang kelak akan keluar dari kampus dan berjuang untuk negaranya, oleh karena itu pendidikan politik untuk generasi Z sangat diperlukan.

Generasi Z merupakan generasi yang lahir pada kisaran tahun 1995 sampai dengan 2010. Generasi Z adalah generasi yang masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi

sejak lahir. Mereka menjadi generasi pertama yang tumbuh dengan smartphone dan media sosial (UMSIDA, 2023). Generasi Z atau lebih akrabnya kita panggil sebagai kita-kita ini, tentunya tidak pernah lepas dari media sosial, apa-apa pasti di update. Menurut UMSIDA (2023) karakteristik utama generasi Z adalah melek teknologi, kreatif, menerima perbedaan, peduli terhadap sesama, senang berekspresi, FOMO alias takut ketinggalan tren yang ada, kecemasan dan tingkat stress yang tinggi, terakhir mudah mengeluh. Oleh karena itu generasi Z jika tidak di didik sejak awal akan sulit untuk dikendalikan.

Yang menjadi masalah saat ini adalah betapa anak muda sangat anti menyentuh politik tersebut. Ada yang menyebut bahwa politik itu kotor dan ada yang memang sama sekali tidak tertarik sedikitpun menyentuh politik dengan alasan “Apa sih itu, engga mau ribet lah. Gue enggak paham apapun tentang politik, jadi jangan libatin gue pliss…”atau hanya sibuk mengomentari di dinding media sosial tanpa tahu keadaan sebenarnya. Terkadang kita harus geleng-geleng kepala dengan tingkah anak muda jaman sekarang.

Pendidikan politik seperti apa yang harus diajarkan ke generasi Z?

Sekarang sedang gencarnya pencalonan calon presiden dan wakil presiden RI untuk tahun 2024 dan lima tahun yang akan datang. Mari kita tebak, akan ada berapa orang yang golput alias enggan memilih karena menurut mereka tidak ada pemimpin yang benar-benar pantas dipilih. Padahal tanpa mereka sadari, pilihan golput ini berdampak ke masa depan. Bayangkan jika satu suara yang hilang dan seharusnya dapat menjadi poling tambahan untuk capres dan cawapres baru yang punya visi misi baik untuk Indonesia ternyata kalah karena ada rakyat yang tidak mau memilih? Jika ada 50 saja pemuda atau orang yang enggan memilih, apa kabar kepemimpinan kedepanya? Siapa yang bisa menjamin jika pilihan golput tersebut tidak dapat berdampak total bagi Indonesia.

Sosialisasi pemerintah untuk tidak golongan putih kepada masyarakat dan sekolah-sekolah menjadi solusi penting untuk mengatasi masalah ini. Generasi Z adalah generasi emas, jika bukan generasi Z yang membantu kemajuan politik di Indonesia maka siapa lagi? Apakah menunggu generasi selanjutnya dulu untuk menciptakan politik yang sukses? Sukses dalam artian politik itu mampu membawa kesejahteraan untuk rakyatnya, bukan menganiaya rakyat dengan dalih kepentingan negara.

Selain sosialisasi mengenai larangan golongan putih, kampus atau bahkan sekolah juga bisa membuat pelatihan perpolitikan, sehingga mahasiswa atau siswa dapat menjadi orang yang kritis dan tajam terhadap berbagai isu atau pemasalahan yang ada di Indonesia. Forum diskusi politik rutin sangat dibutuhkan untuk menanamkan nilai politik di dalam diri mereka, sehingga ketika mereka berbicara bukan hanya omong kosong alias sok tahu mengenai politik Indonesia padahal sebenarnya miskin pengetahuan. Generasi yang kritis politik hanya bisa didapatkan jika ada yang memaksa mereka untuk terjun lebih jauh, sebab anak muda jaman sekarang jika tidak dipaksa maka tidak akan mau berbuat apa-apa. Malas gerak dan pura-pura bodoh menjadi alasan utama yang akan selalu dipegang erat seperti budaya.

Organisasi kampus atau sekolah diharapkan bukan hanya sebagai wadah pengembangan minat dan bakat, namun juga bisa menjadi tempat menambah kecerdasan intelektual mengenai politik dan kemajuan Indonesia. Pemuda yang aktif di organisasi inilah yang kedepan diharapkan bisa mengisi posisi-posisi penting di pemerintahan sehingga bisa memajukan Indonesia. Sebab di organisasilah kita di didik kepemimpinan, public relation, manajemen konflik, pengambilan keputusan dan lain sebagainya.

Menurut saya kita bukan apa-apa kalau kita tidak mau tahu menahu mengenai perpolitikan. Generasi yang cerdas adalah generasi yang siap terjun untuk belajar politik dan mengajarkan politik. Kita tidak bisa duduk diam padahal kita tahu jika rakyat membutuhkan kita, membutuhkan para pemuda untuk membela hak-hak mereka. Kita tidak bisa menganggap remeh politik padahal politiklah jantung dari sebuah negara. Tanpa politik maka negara akan mati dan mudah direbut bahkan dihancurkan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan terhadap negara kita. Oleh karena itu pondasi politik Indonesia haruslah kuat, kokoh dan sulit dihancurkan. Kunci kokoh itu siapa? Kita! Generasi Z. Generasi Z adalah harapan orang banyak demi terwujudnya politik yang tidak cacat dan bersih dari tangan-tangan kotor para koruptor dan pihak tak bertanggung jawab. Maka, mulailah dari sekarang. Cintai politik dan berkecimpunglah di dalamnya. Jika kamu ahli politik, maka kamu bisa memperbaiki apa yang sudah

rusak dan meminimalisir apa yang akan rusak. Jadilah penggerak, bukan hanya penikmat apa yang sudah ada. Melek teknologi jangan sampai membuat kita menjadi miskin prestasi!

Penutup

Pendidikan politik itu sangat penting untuk generasi Z. Hal-hal yang dapat pemerintah dan kita lakukan agar generasi Z paham politik dan kritis terhadap isu saat ini adalah dengan sosialisasi mengenai larangan golongan putih alias golput kepada masyarakat, para pemuda dan siswa, kemudian dari sekolah atau kampus dapat menciptakan forum diskusi perpolitikan yang rutin dilakukan agar mahasiswa atau siswa dapat melek informasi dan update dengan perkembangan politik Indonesia, dan terakhir adalah peran organisasi sekolah atau kampus diharapkan dapat menjadi wadah sekaligus tempat bagi mahasiswa dan siswa untuk berpikit kritis dan senang terhadap politik di Indonesia, sehingga mereka inilah yang nanti mengisi posisi-posisi strategis di pemerintahan.