253
PENDAHULUAN
Di banyak analisis, para ahli menyatakan bahwa Gen Z memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi ini dilabeli sebagai generasi yang minim batasan (boundary-less generation). Ryan Jenkins (2017) dalam artikelnya berjudul “Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation” misalnya menyatakan bahwa Gen Z memiliki harapan, preferensi, dan perspektif kerja yang berbeda serta dinilai menantang bagi organisasi. Karakter Gen Z lebih beragam, bersifat global, serta memberikan pengaruh pada budaya dan sikap masyarakat kebanyakan. Satu hal yang menonjol, Gen Z mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas.
Artikel Bruce Tulgan dan Rainmaker Thinking, Inc. berjudul “Meet Generation Z: The Second Generation within The Giant Millenial Cohort” yang didasarkan pada penelitian longitudinal sepanjang 2003 sampai dengan 2013, menemukan lima karakteristik utama Gen Z yang membedakannya dengan generasi sebelumnya. Pertama, media sosial adalah gambaran tentang masa depan generasi ini. Gen Z merupakan generasi yang tidak pernah mengenal dunia yang benar-benar terasing dari keberadaan orang lain. Media sosial menegasikan bahwa seseorang tidak dapat berbicara dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
Media sosial menjadi jembatan atas keterasingan, karena semua orang dapat terhubung, berkomunikasi, dan berinteraksi. Keterhubungan Gen Z dengan orang lain adalah hal yang terpenting. Ketiga, kesenjangan keterampilan dimungkinkan terjadi dalam generasi ini. Ini yang menyebabkan upaya mentransfer keterampilan dari generasi sebelumnya seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, keterampilan teknis dan bepikir kritis harus intensif dilakukan. Keempat, kemudahan Gen Z menjelajah dan terkoneksi dengan banyak orang di berbagai tempat secara virtual melalui koneksi internet, menyebabkan pengalaman mereka menjelajah secara geografis, menjadi terbatas. Meskipun begitu, kemudahan mereka terhubung dengan banyak orang dari beragam belahan dunia menyebabkan Gen Z memiliki pola pikir global (global mindset). Terakhir, keterbukaan generasi ini dalam menerima berbagai pandangan dan pola pikir, menyebabkan mereka mudah menerima keragaman dan perbedaan pandangan akan suatu hal.
Namun, dampaknya kemudian, Gen Z menjadi sulit mendefinisikan dirinya sendiri. Identitas diri yang terbentuk sering kali berubah berdasarkan pada berbagai hal yang mempengaruhi mereka berpikir dan bersikap terhadap sesuatu. Keterlibatan Generasi Z dalam partai politik dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk latar belakang sosial, politik, dan ekonomi masing-masing individu. Keterlibatan Gen Z dalam partai politik dapat berubah seiring waktu dan bergantung pada bagaimana partai politik menanggapi keprihatinan dan nilai-nilai yang dipegang oleh generasi ini. Jika partai politik ingin menarik perhatian Gen Z, mereka perlu memahami isu-isu yang dianggap penting oleh generasi ini dan berkomunikasi melalui saluran yang sesuai, seperti media sosial dan platform online.
PEMBAHASAN
Generasi Z lahir antara tahun 1997 dan 2012, memiliki perspektif dan pola pikir unik yang dibentuk oleh paparan mereka terhadap teknologi dan media sosial. Mereka lebih aktif terlibat dalam politik, menunjukkan kecenderungan kritis dan peduli terhadap isu-isu sosial dan politik. Menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kecanduan media sosial antara Generasi Y dan Generasi Z.membahas tentang peran komunikasi digital dalam komunikasi politik, Menyoroti penggunaan internet dan media sosial untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Menekankan karakteristik berbeda dari Generasi Z di tempat kerja, menyoroti perspektif unik mereka mengenai karier dan kesuksesan. berfokus pada dampak teknologi digital terhadap preferensi Generasi Z terhadap game online dan menyarankan agar para pendidik menjalin hubungan, mendorong kolaborasi, dan memberikan pengaruh positif untuk mendidik Generasi Z secara efektif. Singkatnya, Generasi Z, lahir dan besar di dunia era digital, menunjukkan keterlibatan aktif dalam politik, pola pikir kritis, dan preferensi terhadap platform digital. Berikut ini adalah beberapa bentuk keterlibatan generasi Z dalam politik, yaitu:
1. Partisipasi dalam pemilu
Gen Z merupakan pemilih potensial yang akan menentukan arah politik Indonesia di masa depan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2022, sebanyak 85,7% responden generasi Z menyatakan akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024.
2. Aktivisme sosial dan politik
Gen Z juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan aktivisme sosial dan politik. Mereka sering menyuarakan pendapat mereka terhadap isu-isu yang mereka anggap penting, seperti hak asasi manusia, lingkungan, dan kesetaraan gender.
3. Penggunaan media social
Media sosial menjadi salah satu sarana yang penting bagi generasi Z untuk mengekspresikan diri dan terlibat dalam politik. Mereka sering menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi, mengorganisir kegiatan, dan menyuarakan pendapat mereka. Keterlibatan generasi Z dalam politik memiliki potensi untuk membawa perubahan yang positif bagi Indonesia. Mereka dapat mendorong partai politik untuk lebih transparan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Mereka juga dapat membantu menciptakan politik yang lebih inklusif dan demokratis. Namun, perlu diingat bahwa generasi Z juga memiliki tantangan tersendiri dalam berpolitik. Mereka sering kali kurang memahami proses politik dan minim pengalaman. Oleh karena itu, penting bagi partai politik dan lembaga pendidikan untuk memberikan edukasi politik kepada generasi Z.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh partai politik untuk meningkatkan keterlibatan generasi Z yaitu:
1. Membangun komunikasi yang efektif dengan generasi Z
Partai politik perlu memahami cara berkomunikasi dengan generasi Z. Mereka dapat menggunakan media sosial dan platform digital lainnya untuk menjangkau generasi Z.
2. Merumuskan program dan agenda politik yang relevan dengan generasi Z
Partai politik perlu merumuskan program dan agenda politik yang relevan dengan kebutuhan dan kepentingan generasi Z.
3. Memberikan kesempatan bagi generasi Z untuk terlibat dalam pengambilan keputusan politik
Partai politik perlu membuka ruang bagi generasi Z untuk terlibat dalam pengambilan keputusan politik. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan generasi Z dalam struktur partai atau memberikan kesempatan bagi mereka untuk menjadi caleg.
Keterlibatan Generasi Z dalam partai politik dapat membawa dampak positif melalui adopsi ide-ide progresif dan advokasi untuk isu-isu sosial dan lingkungan. Namun, ada juga potensi dampak negatif jika terjadi polarisasi yang ekstrem atau jika keterlibatan tersebut kurang mendalam dan lebih bersifat simbolis. Kesempatan untuk membawa perubahan positif bergantung pada sejauh mana partai politik menerima dan mendorong kontribusi generasi Z.
Berikut ini dampak positif dan negatif keterlibatan generasi Z dalam politik yaitu sebagai berikut.
Dampak Positif:
- Ide-ide Progresif: Generasi Z cenderung mendukung ide-ide progresif, seperti kesetaraan gender, perlindungan lingkungan, dan hak asasi manusia, membawa energi segar dan perspektif baru ke dalam partai politik.
- Teknologi dan Inovasi: Kemahiran teknologi generasi Z dapat membantu partai politik memanfaatkan media sosial dan teknologi komunikasi untuk mencapai audiens lebih luas dan efektif.
- Diversitas dan Inklusi: Keterlibatan generasi Z dapat memperkaya partai politik dengan keberagaman pendapat dan representasi, mendorong budaya organisasi yang lebih inklusif.
Dampak Negatif:
- Polarisasi Ekstrem: Keterlibatan yang tidak seimbang atau kurangnya pemahaman mendalam dapat menyebabkan polarisasi opini dan konflik ekstrem di dalam partai politik.
- Kurangnya Pengalaman Politik: Kurangnya pengalaman politik formal generasi Z bisa menyebabkan ketidakstabilan dan kekurangan dalam merancang dan melaksanakan kebijakan.
- Ketergantungan pada Media Sosial: Keterlibatan yang terlalu terfokus pada media sosial dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam pemahaman isu-isu kompleks dan kecenderungan untuk reaksi instan tanpa pemikiran mendalam.
PENUTUP
keterlibatan Generasi Z dalam politik dipengaruhi oleh kecanggihan penggunaan media sosial dan platform online. menyoroti pentingnya literasi media dan literasi politik di kalangan Generasi Z, serta keinginan mereka terhadap politik partisipatif yang egaliter. menekankan tantangan menjaga persatuan dan memerangi polarisasi, misinformasi, dan politik identitas selama kampanye politik. mengeksplorasi dampak perilaku aktif audiens terhadap sikap politik pemilih Generasi Z, dan menemukan bahwa keterlibatan aktif dapat membentuk sikap politik mereka. membahas potensi pengaruh media sosial terhadap partisipasi sosial dan politik di kalangan generasi muda, menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara intensif dapat berkontribusi pada peningkatan keterlibatan politik. Ringkasnya, makalah-makalah ini menunjukkan bahwa keterlibatan Generasi Z dalam politik dibentuk oleh interaksi digital dan kebiasaan konsumsi media mereka.
Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Generasi Z, seperti inklusivitas, keberlanjutan, dan keadilan sosial, harus menjadi landasan bagi partai politik. Adaptasi ini tidak hanya sebatas menyesuaikan platform dan kampanye, tetapi juga memastikan bahwa kebijakan dan tindakan partai mencerminkan kebutuhan dan aspirasi generasi ini. Tantangan dan peluang yang muncul seiring dengan keterlibatan Generasi Z tidak bisa diabaikan. Tantangan melibatkan upaya untuk meyakinkan mereka tentang relevansi politik konvensional, sementara peluang melibatkan potensi untuk memperkaya politik dengan ide-ide segar, energi positif, dan pemikiran kritis. Sebagai partai politik melangkah menuju masa depan, langkah-langkah konkret harus diambil untuk mendorong keterlibatan yang berkelanjutan. Inisiatif pendidikan politik, dialog terbuka, dan kebijakan inklusif dapat menjadi langkah awal yang kuat. Pembangunan jembatan antara partai politik dan Generasi Z memerlukan keterbukaan, kepercayaan, dan komitmen bersama.
Sejalan dengan semangat perubahan dan inovasi yang ditunjukkan oleh Generasi Z, partai politik harus bersiap menghadapi dinamika politik yang terus berkembang. Dengan memberdayakan generasi ini, bukan hanya sebagai pemilih tetapi juga sebagai penggerak perubahan, kita dapat membuka pintu menuju masa depan politik yang lebih inklusif, responsif, dan berkelanjutan. Itulah tantangan kita bersama: memastikan bahwa keterlibatan Generasi Z bukan hanya fenomena sementara, tetapi fondasi kuat bagi masyarakat yang lebih baik dan politik yang lebih dinamis.
Referensi
- Dismilaritas Kecanduan, Pemakaian Media, Sosial Generasi, YD Generasi, Astrina Susa. (2021). Perbedaan Kecanduan Pemakaian Media Sosial Generasi Y dan Generasi Z. https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/eips/article/view/23181
- D.Waluyo. (2019). Pemahaman Komunikasi Politik Pada Era Digital. https://www.neliti.com/id/publications/368684/pemahaman-dan-praktik-komunikasi-politik-pada-era-digital
- David Stillman, Jonah Stillman. (2018). Generasi Z: Memahami Karakter Generasi Baru yang Akan Mengubah Dunia Kerja. https://opac.isi.ac.id/index.php?p=show_detail&id=48119&keywords=
- Leorince Leorince, Yehezkiel Fernando, Aminus Bayage, Rivki Aprianggi Laka. (2022). Kualitas Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Mendidik Generasi Z di Era Digital. https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/3864
- Nuryadi Kadir. (2022). Media Sosial dan Partisipatif : Suatu Kajian Ruang Publik, Demokrasi Bagi Kaum Milenial dan Gen Z. https://resiprokal.unram.ac.id/index.php/RESIPROKAL/article/view/225
- Duwi Handoko, Beni Sukri, Hulaimi, K. Anas, Lewiaro Laia, Sekolah Tinggi, Ilmu Hukum, Persada Bunda. (2023). Tantangan Masyarakat dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan di Tahun Politik. http://ojs.stisippersadabunda.ac.id/index.php/JSK/article/view/36/28
- Bagas Rahardian. (2019). Pengaruh Perilaku ‘Khalayak Aktif’ di Kanal ‘Millennials Memilih’ IDN Times terhadap Sikap Politik para Pemilih Generasi Z di Jabodetabek dalam Pemilu 2019. https://www.semanticscholar.org/paper/Pengaruh-Perilaku-%27Khalayak-Aktif%27-di-Kanal-IDN-Z-Rahadian/4b7f3c94857ee4fd2b731b7dbcd050d3b6b75391
- Morissan Morissan. (2017). Media Sosial Dan Partisipasi Sosial Di Kalangan Generasi Muda. https://www.neliti.com/id/publications/142747/media-sosial-dan-partisipasi-sosial-di-kalangan-generasi-muda
- Nikma Ragil Anggraini. (2017). PENGARUH POLITIK DINASTI TERHADAP AKUNTABILITASDAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: PENGENDALIAN INTERN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI. http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/1238/1257
- Iim Nurhayati, E. Ardianto, K. Komariah. (2017). ANALISIS ISI PEMBERITAAN POLITIK DI MEDIA MASSA CETAK DAN UMPAN BALIK MASYARAKAT. https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000324400
Impressive posts! My blog Article Home about SEO also has a lot…