Gen Z Merebut Lebih Dari 204 Juta Suara

Pemilih pemilu 2024 akan didominasi oleh generasi gen Z dan milenial, lembaga csis memperkirakan pemilih pemilu 2024 akan didominasi oleh pemilih muda atau gen Z dan milenial sebesar 60% rentang usia pemilik Gen Z dan milenial adalah 17-40 tahun. Perkiraan data penduduk potensial pemilih atau DP 4 untuk Pemilu 2024 sebanyak 206,689 juta penduduk . Komisi Pemilihan Umum atau KPU menyebut generasi Z dan kaum milenial memiliki peranan penting dalam gelaran Pemilu 2024 mendatang, sebab tak sedikit dari mereka memiliki pandangan yang berbeda dan inovatif terkait isu-isu sosial dan politik. Oleh karena itu, mereka harus didorong untuk terlibat dalam proses politik, tidak hanya itu partisipasi aktif dari generasi muda dalam pemilu juga dapat membantu menciptakan masa depan yang lebih baik dan inklusif bagi masyarakat sebagaimana diketahui bahwa generasi Z terkenal karena kecenderungan mereka dalam menggunakan teknologi digital dan media sosial. Generasi ini telah meningkatkan kecenderungan semua orang untuk mempengaruhi opini publik melalui media sosial. Sementara itu juga, ditotal pemilih dari kalangan milenial dan gen Z di atas 50% pada pemilu.

Generasi Z cenderung menggunakan media sosial dan platform online untuk berbicara tentang politik, mendukung kandidat, dan mengorganisir aksi-aksi politik. Mereka percaya pada kekuatan pengaruh online. Generasi gen Z menggunakan platform media sosial seperti Twitter, Instagram, TikTok, dan Facebook untuk menyuarakan isu-isu sosial, politik, dan lingkungan. Mereka sering membuat kampanye, posting viral, dan menggunakan tagar (#) untuk menyebarkan pesan mereka. Gen Z memiliki pemahaman yang kuat tentang isu-isu sosial, seperti hak-hak LGBTQ+, kesetaraan gender, perubahan iklim, rasisme, dan keadilan sosial. Mereka menggunakan media sosial untuk membangkitkan kesadaran dan memobilisasi dukungan untuk isu-isu ini.

Selain berbicara generasi gen Z sering mengambil tindakan konkret secara online,
seperti mengumpulkan dana untuk organisasi nirlaba, menandatangani petisi online, dan mendorong pendaftaran pemilih. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi
dan media sosial, yang membuat mereka efisien dalam menciptakan konten yang menarik dan viral.

Gen Z percaya bahwa mereka memiliki peran penting dalam membentuk masa depan. Mereka menggunakan platform online untuk mengadvokasi perubahan positif dan mempengaruhi kebijakan. Aktivisme online oleh Gen Z sering mencakup berbagai perspektif dan pengalaman, sehingga menciptakan dialog yang lebih inklusif dan beragam.

Penting untuk diingat bahwa aktivisme online oleh Generasi Z bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang tindakan nyata yang diambil untuk memengaruhi perubahan. Mereka menggunakan media sosial sebagai alat kuat untuk menyuarakan pandangan mereka dan mendorong perubahan dalam masyarakat dan politik. Penelitian tentang aktivisme online adalah bidang yang semakin berkembang, dan ada banyak topik menarik yang dapat dieksplorasi dalam konteks ini. Beberapa topik penelitian yang relevan tentang aktivisme online meliputi yaitu:

• Dampak Aktivisme Online: Penelitian ini dapat mengeksplorasi bagaimana aktivisme online memengaruhi perubahan sosial dan politik. Ini melibatkan analisis dampak kampanye online terhadap kebijakan, perubahan opini publik, dan perubahan perilaku masyarakat.
• Strategi Aktivisme Online: Penelitian dapat fokus pada strategi yang efektif dalam aktivisme online, seperti penggunaan media sosial, tagar, dan narasi untuk mencapai tujuan aktivis.
• Partisipasi Generasi Z: Penelitian dapat memeriksa bagaimana Generasi Z berpartisipasi dalam aktivisme online, termasuk jenis kampanye yang mereka dukung dan faktor-faktor yang memotivasi partisipasi mereka.
• Pengaruh Media Sosial: Bagaimana media sosial memengaruhi aktivisme online dan bagaimana algoritma, filter bubble, dan desinformasi dapat memengaruhi dampaknya.
• Inklusivitas dan Keragaman: Penelitian dapat memeriksa sejauh mana aktivisme online mencerminkan beragam perspektif dan apakah ada tantangan dalam menciptakan inklusivitas dalam kampanye online.
• Privasi dan Keamanan aktivis online: Melindungi privasi mereka dan menghadapi ancaman keamanan dalam upaya mereka.

Isu-isu etika yang berkaitan dengan aktivisme online, seperti penggunaan data, manipulasi emosi, dan tanggung jawab dalam menyebarkan informasi, adalah topik yang penting untuk dipelajari. Penelitian tentang dampak hukum dan regulasi terhadap aktivisme online, termasuk aturan-aturan yang membatasi kebebasan berbicara di platform online.

Penelitian dalam bidang aktivisme online dapat memberikan wawasan yang berharga tentang cara teknologi dan media sosial memengaruhi perubahan sosial dan politik serta mengapa orang terlibat dalam aktivisme online. Hal ini dapat membantu memahami peran yang dimainkan oleh aktivisme online dalam masyarakat modern.

Generasi Z mendorong keterbukaan, kesetaraan, dan inklusivitas dalam politik. Mereka menilai kandidat yang mendukung hak-hak LGBTQ+, hak perempuan, dan mendukung keragaman, seperti:

• Pelibatan Politik: Beberapa anggota Gen Z mengambil langkah-langkah politik dengan mencari perubahan melalui pemilihan umum dan memilih pemimpin yang memiliki komitmen terhadap isu lingkungan.
• Hak Pilih untuk Semua: Gen Z mendorong hak pilih yang lebih inklusif, termasuk hak pilih untuk pemilih muda dan kelompok minoritas. Mereka menentang upaya supresi pemilih yang bisa menghalangi akses pemilih.
• Kesetaraan Gender: Gen Z mendukung kandidat yang mempromosikan kesetaraan gender dan mendorong peningkatan partisipasi perempuan dalam politik.
• Hak LGBTQ+: Generasi Z sangat mendukung hak-hak LGBTQ+ dan mencari kandidat yang mendukung hak-hak komunitas ini dan menghapus diskriminasi.
• Representasi Beragam: Gen Z ingin melihat representasi yang lebih beragam dalam pemilu dan pemerintahan, termasuk dalam hal etnisitas, agama, dan latar belakang.

Generasi Z mendorong adopsi prinsip-prinsip keterbukaan dan inklusivitas dalam pemilu untuk menciptakan sistem politik yang lebih demokratis dan merepresentasikan kepentingan beragam masyarakat. Mereka sering menggunakan media sosial dan aktivisme online untuk mempromosikan isu-isu ini dan mendorong partisipasi pemilih yang lebih luas dan inklusif. Kemajuan teknologi dan akses mudah ke informasi telah memungkinkan Gen Z untuk lebih terlibat dalam politik melalui aktivisme sosial, kampanye online, dan berbagai bentuk ekspresi politik di media sosial. Mereka cenderung lebih skeptis terhadap politik konvensional yang dianggap oleh sebagian sebagai tidak transparan dan korup.

Gen Z juga cenderung memperjuangkan inklusivitas dan keberagaman dalam politik, sehingga mereka mungkin merasa tidak diwakili dengan baik oleh pemilu yang didominasi oleh generasi sebelumnya. Keterlibatan politik Gen Z seringkali melibatkan aksi langsung dan perubahan sosial, bukan hanya melalui pemungutan suara dalam pemilu.

Penting untuk diingat bahwa pemahaman dan pandangan Gen Z terhadap politik dapat beragam, tetapi mereka memainkan peran penting dalam mengubah lanskap politik dengan pendekatan yang lebih progresif, terbuka, dan inovatif, dengan:

• Aktivisme Sosial: Penelitian dapat mengkaji peran aktivisme sosial dan gerakan sosial dalam ekspresi ketidakpuasan Gen Z terhadap politik konvensional, serta dampaknya terhadap perubahan politik.
• Dampak pada Pemilu dan Partisipasi Pemilih, Bagaimana ketidakpuasan Gen Z memengaruhi partisipasi pemilih mereka dalam pemilu, apakah mereka lebih cenderung untuk memilih, abstain, atau mencari alternatif lain dalam bentuk partisipasi politik. Penelitian semacam ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana Gen Z melihat politik dan pemilu, serta potensi implikasi dari ketidakpuasan mereka terhadap dinamika politik dan partisipasi pemilih di masa depan.

Gen Z cenderung terlibat dalam pemilu dengan cara yang cerdas. Mereka mencari informasi, memeriksa rekam jejak kandidat, dan menggunakan hak pilih mereka dengan sungguh- sungguh. Keterlibatan dan pemilihan pemilu yang cerdas adalah hal penting bagi Gen Z untuk memengaruhi perubahan politik dan memastikan suara mereka didengar. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh Gen Z untuk terlibat dan memilih pemilu dengan bijak meliputi:

• Pendidikan Politik: Penting untuk mendapatkan pemahaman yang kuat tentang isu-isu politik dan posisi kandidat sebelum memilih. Ini melibatkan penelitian dan membaca tentang berita, platform politik, dan rekam jejak calon.
• Mendukung Kandidat yang disetujui; Jika mendukung kandidat tertentu, yang dapat berpartisipasi dalam kampanye mereka, melakukan pekerjaan sukarela, atau menyumbangkan dana.

Gen Z memiliki potensi untuk membentuk masa depan politik yang lebih progresif dan inklusif jika mereka terlibat secara aktif dan memilih dengan bijak. Dengan berpartisipasi dalam proses politik, mereka dapat mengubah agenda politik dan mendorong perubahan yang mereka inginkan. Penelitian tentang keterlibatan dan pemilihan pemilu cerdas bagi Gen Z adalah sesuatu yang signifikan dalam ilmu politik dan sosiologi. Beberapa potensi fokus penelitian termasuk: Meneliti faktor-faktor apa yang memotivasi atau menghambat keterlibatan politik Gen Z dalam pemilihan, seperti latar belakang sosial-ekonomi, pendidikan, identitas gender, dan budaya politik. Pengaruh Media Sosial: Menganalisis peran media sosial dalam membentuk sikap politik Gen Z dan bagaimana platform ini memengaruhi partisipasi mereka dalam pemilihan; Edukasi Politik: Penelitian dapat memeriksa efektivitas pendidikan politik dalam membantu Gen Z memahami isu-isu politik, sistem pemilu, dan hak-hak mereka sebagai pemilih; Partisipasi dalam Aktivisme Sosial: Bagaimana aktivisme sosial memotivasi Gen Z untuk terlibat dalam pemilihan dan bagaimana partisipasi dalam gerakan sosial berkaitan dengan pemilihan cerdas; Kualitas Informasi: Bagaimana Gen Z menilai dan memilah informasi politik, serta bagaimana kualitas informasi ini memengaruhi pemilihan cerdas mereka

Penelitian semacam ini akan membantu dalam memahami lebih baik cara Gen Z terlibat dalam politik dan bagaimana mereka memilih dengan bijak. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pendidikan politik dan kampanye yang lebih efektif dalam menarik partisipasi Gen Z dalam pemilihan.

Pandangan Generasi Z tentang pemilu mencerminkan keprihatinan sosial dan politik yang khas bagi generasi ini, terhadap gen Z. Pandangan Generasi Z tentang pemilu mencerminkan keprihatinan sosial dan politik yang khas bagi generasi ini. Beberapa karakteristik dan keprihatinan sosial dan politik yang sering kali mencerminkan pandangan Gen Z terhadap pemilu meliputi: Ketidakpuasan terhadap Politik Konvensional: Gen Z cenderung merasa tidak puas dengan politik konvensional yang dianggap mereka sebagai lamban, tidak responsif, dan terjebak dalam konflik partai; Isu-isu Progresif: Gen Z cenderung memprioritaskan isu-isu progresif seperti perubahan iklim, hak LGBTQ+, kesetaraan gender, rasisme, kesenjangan ekonomi, dan ketidaksetaraan sosial; Inklusivitas dan Keanekaragaman: Mereka mendorong untuk inklusivitas dan keanekaragaman dalam politik, termasuk melihat lebih banyak perwakilan dari berbagai latar belakang. Dan, politik secara keseluruhan. Ini adalah refleksi dari semangat
dan aspirasi mereka untuk mencapai perubahan yang mereka yakini sangat penting bagi masa depan mereka. Pola pikir dan tindakan Gen Z dalam pemilu 2024 dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk isu-isu politik yang dominan pada saat itu, pengaruh media sosial, dan dinamika politik saat ini. Beberapa pola pikir dan tindakan yang mungkin muncul termasuk :

• Prioritas Isu-isu Progresif: Gen Z mungkin akan terus memprioritaskan isu-isu progresif seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, hak LGBTQ+, rasisme, dan masalah lingkungan. Aktivisme Sosial dan Kampanye Online, Mereka dapat mengambil bagian dalam aktivisme sosial dan kampanye online untuk memobilisasi pemilih dan mempromosikan kandidat atau isu yang mereka dukung. Penelitian Mendalam Gen Z dapat cenderung melakukan penelitian mendalam tentang kandidat, platform politik, dan rekam jejak politik sebelum memutuskan untuk memilih.
• Penggunaan Teknologi: Mereka mungkin akan menggunakan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan informasi, berdiskusi tentang isu-isu politik, dan memobilisasi pemilih.
• Kepedulian terhadap Pemimpin yang Transparan dan Inklusif: Gen Z dapat mencari pemimpin yang transparan, inklusif, dan berkomitmen pada isu-isu yang mereka anggap penting.
• Pendidikan Politik: Pendidikan politik yang lebih baik dalam kurikulum sekolah dan universitas mungkin akan mendorong Gen Z untuk lebih memahami proses politik dan partisipasi pemilih.
• Ketidakpuasan terhadap Partisanisme Ekstrem: Mereka mungkin akan menolak partisanisme ekstrem dan mencari kandidat dan partai yang mewakili pandangan mereka dengan lebih moderat.
• Pengaruh Kandidat Muda: Kandidat yang mewakili Gen Z atau generasi yang lebih muda mungkin mendapatkan dukungan yang signifikan dari mereka.

Penting untuk diingat bahwa Gen Z adalah kelompok yang heterogen, dan pandangan dan tindakan individu dapat bervariasi. Namun, pola pikir dan tindakan mereka dalam pemilu 2024 kemungkinan akan mencerminkan keprihatanan sosial dan politik yang khas bagi generasi ini, yang seringkali progresif, inklusif, dan berfokus pada perubahan sosial yang mereka yakini penting.

Penelitian dalam bidang aktivisme online dapat memberikan wawasan yang berharga tentang cara teknologi dan media sosial memengaruhi perubahan sosial dan politik serta mengapa orang terlibat dalam aktivisme online. Hal ini dapat membantu memahami peran yang dimainkan oleh aktivisme online dalam masyarakat modern.

• Keterbukaan dan Inklusivitas: Generasi Z mendorong keterbukaan, kesetaraan, dan inklusivitas dalam Politik. Mereka menilai kandidat yang mendukung hak-hak LGBTQ+, hak perempuan, dan mendukung keragaman.
• Kampanye Lingkungan di Media Sosial: Media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan. Gen Z sering menggunakan platform online untuk mendidik orang tentang isu-isu ini dan memobilisasi dukungan.
• Protes Lingkungan: Generasi Z terlibat dalam berbagai protes dan gerakan lingkungan, termasuk “Fridays for Future” yang dipimpin oleh aktivis seperti Greta Thunberg. Mereka meminta tindakan konkrit dari pemerintah dan perusahaan.
• Pelibatan Politik: Beberapa anggota Gen Z mengambil langkah-langkah politik dengan mencari perubahan melalui pemilihan umum dan memilih pemimpin yang memiliki komitmen terhadap isu lingkungan.

Generasi Z menunjukkan komitmen kuat terhadap keterbukaan dan inklusivitas dalam pemilu. Beberapa aspek yang mencerminkan perhatian mereka terhadap hal ini meliputi:

• Hak Pilih untuk Semua: Gen Z mendorong hak pilih yang lebih inklusif, termasuk hak pilih untuk pemilih muda dan kelompok minoritas. Mereka menentang upaya supresi pemilih yang bisa menghalangi akses pemilih.
• Kesetaraan Gender: Gen Z mendukung kandidat yang mempromosikan kesetaraan gender dan mendorong peningkatan partisipasi perempuan dalam politik.
• Hak LGBTQ+: Generasi Z sangat mendukung hak-hak LGBTQ+ dan mencari kandidat yang mendukung hak-hak komunitas ini dan menghapus diskriminasi.
• Representasi Beragam: Gen Z ingin melihat representasi yang lebih beragam dalam pemilu dan pemerintahan, termasuk dalam hal etnisitas, agama, dan latar belakang.
• Transparansi Pemilu: Mereka memperjuangkan pemilu yang lebih transparan, dengan akses yang lebih mudah untuk informasi tentang kandidat, partai politik, dan pembiayaan kampanye.
• Memerangi Politik Uang: Gen Z sering menentang pengaruh uang dalam politik dan ingin melihat reformasi keuangan kampanye yang lebih ketat.
• Inklusivitas dalam Kebijakan: Mereka mencari kandidat yang memiliki rencana kebijakan yang inklusif dan beragam yang memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat.

Generasi Z mendorong adopsi prinsip-prinsip keterbukaan dan inklusivitas dalam pemilu untuk menciptakan sistem politik yang lebih demokratis dan merepresentasikan kepentingan beragam masyarakat. Mereka sering menggunakan media sosial dan aktivisme online untuk mempromosikan isu-isu ini dan mendorong partisipasi pemilih yang lebih luas dan inklusif.
Penelitian tentang ketidakpuasan Gen Z terhadap politik konvensional dan pemilu adalah topik yang menarik dan relevan. Beberapa aspek penelitian yang dapat dieksplorasi termasuk:

• Faktor-faktor yang Mendorong Ketidakpuasan: Penelitian dapat mengidentifikasi faktor-faktor konkret yang menyebabkan ketidakpuasan Gen Z terhadap politik konvensional, seperti ketidaksetaraan ekonomi, kurangnya responsivitas pemerintah terhadap isu-isu penting, atau ketidakpercayaan terhadap politisi.
• Teknologi dan Partisipasi Politik: Bagaimana penggunaan teknologi, terutama media sosial, memengaruhi partisipasi politik Gen Z dan mengubah cara mereka berinteraksi dengan politik konvensional.
• Aktivisme Sosial: Penelitian dapat mengkaji peran aktivisme sosial dan gerakan sosial dalam ekspresi ketidakpuasan Gen Z terhadap politik konvensional, serta dampaknya terhadap perubahan politik.
• Dampak pada Pemilu dan Partisipasi Pemilih: Bagaimana ketidakpuasan Gen Z memengaruhi partisipasi pemilih mereka dalam pemilu, apakah mereka lebih cenderung untuk memilih, abstain, atau mencari alternatif lain dalam bentuk partisipasi politik.
• Aspek Demografis: Penelitian dapat menggali apakah ada perbedaan dalam tingkat ketidakpuasan antara Gen Z yang berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti lokasi geografis, latar belakang sosial-ekonomi, atau identitas gender dan ras.
• Perbandingan dengan Generasi Lain: Membandingkan tingkat ketidakpuasan Gen Z dengan generasi sebelumnya dalam hal pandangan politik dan partisipasi pemilih dapat memberikan wawasan tentang perubahan dalam sikap politik.
• Penelitian semacam ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana Gen Z melihat politik dan pemilu, serta potensi implikasi dari ketidakpuasan mereka terhadap dinamika politik dan partisipasi pemilih di masa depan.
• Keterlibatan dan pemilihan cerdas: Generasi Z cenderung terlibat dalam pemilu dengan cara yang cerdas. Mereka mencari informasi, memeriksa rekam jejak kandidat, dan menggunakan hak pilih mereka dengan sungguh-sungguh.

Keterlibatan dan pemilihan pemilu yang cerdas adalah hal penting bagi Gen Z untuk memengaruhi perubahan politik dan memastikan suara mereka didengar. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh Gen Z untuk terlibat dan memilih pemilu dengan bijak meliputi:

• Pendidikan Politik: Penting untuk mendapatkan pemahaman yang kuat tentang isu-isu politik dan posisi kandidat sebelum memilih. Ini melibatkan penelitian dan membaca tentang berita, platform politik, dan rekam jejak calon.
• Registrasi Pemilih: Pastikan telah terdaftar sebagai pemilih dan bahwa memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk memenuhi syarat untuk memilih dalam pemilu.
• Partisipasi dalam Kampanye: Bergabung dengan kampanye politik atau gerakan sosial yang di pedulikan. Ini dapat membantu Anda memengaruhi agenda politik dan mendukung kandidat atau isu yang Anda anggap penting.
• Berpartisipasi dalam Debat dan Diskusi: Diskusi dengan teman, keluarga, dan komunitas tentang isu-isu politik dan calon pemilihan dapat membantu merumuskan pandangan politik dengan lebih baik.
• Pemungutan Suara: Pergi dan memilih dalam pemilu adalah langkah penting. Pastikan tahu tanggal pemungutan suara dan persyaratan lainnya.
• Mendukung Kandidat yang di Setujui: Jika Anda mendukung kandidat tertentu, Anda dapat berpartisipasi dalam kampanye mereka, melakukan pekerjaan sukarela, atau menyumbangkan dana.
• Berpartisipasi dalam Pemilihan Lokal: Pemilihan lokal juga memiliki dampak signifikan pada komunitas Anda. Jangan lupa untuk memilih dalam pemilihan tingkat lokal seperti pemilihan dewan kota atau kepala daerah.
• Jadi Pelajar Seumur Hidup: Pendidikan politik dan partisipasi politik adalah proses yang berkelanjutan. Terus belajar dan terlibat dalam politik, baik melalui pemilihan maupun melalui aksi sosial.

Gen Z memiliki potensi untuk membentuk masa depan politik yang lebih progresif dan inklusif jika mereka terlibat secara aktif dan memilih dengan bijak. Dengan berpartisipasi dalam proses politik, mereka dapat mengubah agenda politik dan mendorong perubahan yang mereka inginkan.

Pandangan ini mencerminkan keprihatinan sosial dan politik yang khas bagi Gen Z, dan mereka seringkali mencari cara-cara inovatif dan progresif untuk berpartisipasi dalam pemilu dan politik secara keseluruhan. Ini adalah refleksi dari semangat dan aspirasi mereka untuk mencapai perubahan yang mereka yakini sangat penting bagi masa depan mereka.

Pola pikir dan tindakan Gen Z dalam pemilu 2024 dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk isu-isu politik yang dominan pada saat itu, pengaruh media sosial, dan dinamika politik saat ini. Beberapa pola pikir dan tindakan yang mungkin muncul termasuk:

Prioritas Isu-isu Progresif: Gen Z mungkin akan terus memprioritaskan isu-isu progresif seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, hak LGBTQ+, rasisme, dan masalah lingkungan.

Aktivisme Sosial dan Kampanye Online dengan mereka dapat mengambil bagian dalam aktivisme sosial dan kampanye online untuk memobilisasi pemilih dan mempromosikan kandidat atau isu yang mereka dukung; Penelitian Mendalam dari Gen Z dapat cenderung melakukan penelitian mendalam tentang kandidat, platform politik, dan rekam jejak politik sebelum memutuskan untuk memilih; Partisipasi Pemilihan yang Terlepas dari ketidakpuasan terhadap politik konvensional, Gen Z mungkin akan memahami pentingnya pemilu dan akan berpartisipasi dalam proses pemilihan untuk memengaruhi hasil.

Penggunaan Teknologi; Mereka mungkin akan menggunakan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan informasi, berdiskusi tentang isu-isu politik, dan memobilisasi pemilih; Kepedulian terhadap Pemimpin yang Transparan dan Inklusif Gen Z dapat mencari pemimpin yang transparan, inklusif, dan berkomitmen pada isu-isu yang mereka anggap penting; Pendidikan Politik didalam Pendidikan politik yang lebih baik dalam kurikulum sekolah dan universitas mungkin akan mendorong Gen Z untuk lebih memahami proses politik dan partisipasi pemilih; Ketidakpuasan terhadap Partisanisme Ekstrem pada Mereka mungkin akan menolak partisanisme ekstrem dan mencari kandidat dan partai yang mewakili pandangan mereka dengan lebih moderat; Pengaruh Kandidat Muda dimana Kandidat yang mewakili Gen Z atau generasi yang lebih muda mungkin mendapatkan dukungan yang signifikan dari mereka. Penting untuk diingat bahwa Gen Z adalah kelompok yang heterogen, dan pandangan dan tindakan individu dapat bervariasi. Namun, pola pikir dan tindakan mereka dalam pemilu 2024 kemungkinan akan mencerminkan keprihatanan sosial dan politik yang khas bagi generasi ini, yang seringkali progresif, inklusif, dan berfokus pada perubahan sosial yang mereka yakini penting.

Kesimpulan dari essay tentang Gen Z merebut lebih dari 204 juta suara adalah bahwa generasi ini memiliki potensi besar dalam berpartisipasi dalam proses politik dan memberikan pengaruh yang signifikan dalam pemilihan. Mereka telah menunjukkan keterlibatan yang tinggi dalam politik dan isu-isu sosial, serta menggunakan platform online dan media sosial untuk menyuarakan pendapat mereka. Dengan jumlah suara yang signifikan, Gen Z dapat menjadi kekuatan yang mendorong perubahan dalam masyarakat dan politik jika mereka terus aktif dan terlibat dalam proses demokrasi.