Peran Gen Z sebagai Pemilih Sehat untuk Indonesia Kuat

PENDAHULUAN

Pada era digital sekarang ini, teknologi berkembang semakin pesat. Gadget dan sosial media bukan lagi hal yang terlihat asing di kalangan masyarakat saat ini, khususnya pada kalangan generasi muda yang sering kita sebut dengan sebutan Menurut (Company, 2023) Gen Z adalah orang-orang yang lahir kisaran tahun 1996 sampai 2010 yang identitasnya dibentuk oleh sistem digital. Dapat diketahui bahwa Gen Z merupakan penerus bangsa yang memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan negara Indonesia menjadi lebih maju. Salah satu peran penting yang generasi muda saat ini pegang adalah sebagai generasi yang sehat dan memiliki kontribusi penuh agar dapat memperkuat sistem pemerintahan negara. Selain itu, Gen Z juga membawa keunikan dalam pandangan politik, nilai-nilai, serta keterlibatan dalam proses demokrasi. Essai ini akan mengulas lebih dalam tentang peran generasi Gen Z sebagai pemilih sehat, mengapa kontribusi mereka krusial, dan dampaknya terhadap negara yang kuat.

Gen Z dikatakan sebagai kelompok yang bersifat signifkan terhadap pemilihan yang sehat untuk Indonesia kuat. Kenapa seperti itu? karena Gen Z sebagai kelompok demografis yang besar dan berpengaruh terhadap negara. “Beri Aku 10 Pemuda Akan Ku Guncang Dunia” itulah salah satu kutipan tokoh besar bangsa Indonesia yaitu Bung Karno. Ungkapan tersebut memiliki makna yang sangat penting bagi generasi muda saat ini yang biasa disebut Gen Z. Di zaman yang semakin maju, Gen Z memiliki peran yang tidaklah mudah, terlebih lagi agar dapat menjadi pemuda yang memegang kendali pada sistem politik, hal ini dapat dilihat dari sangat banyaknya rintangan yang harus dihadapi pada zaman sekarang, contohnya yaitu kurangnya pemahaman terhadap perubahan teknologi dan kurangnya keterlibatan tentang isu-isu politik. Semakin berkembangnya teknologi dan penggunaan smartphone sekarang ini, tentunya memiliki dampak positif dan

negatifnya. Salah satu dampak positifnya ialah para pengguna smartphone akan sangat mudah ketika ingin mengakses berita-berita terkini, baik itu berita politik, berita bencana alam, berita para artis bahkan berita tentang isu-isu capres dan cawapres. Adapun dampak negatif dari penggunaan smartphone secara berlebihan salah satunya yaitu masyarakat akan dengan mudah terpengaruh oleh berita-berita hoax yang beredar luas di jejaring sosial.

Pemanfaatan jejaring sosial yang semakin maju sekarang ini tentunya sangat memberikan kemudahan bagi para penggunanya, begitu juga Gen Z yang berperan aktif dalam menggunakan media sosial pasti sangat banyak sekali platform daring yang memberikan pemahaman kepada mereka mengenai dunia politik dan partisipasi politik, terutama dalam pemilihan capres dan cawapres yang akan menjadi pemimpin masa depan Indonesia yang kuat nanti. Generasi muda sekarang ini atau biasa disebut dengan Gen Z pastinya sudah tidak asing lagi dengan dunia jejaring sosial, dan banyak diantaranya yang sudah melek internet. Merujuk pada fenomena ini tentunya para generasi muda sekarang (Gen Z) diharuskan untuk ikut terlibat dalam kegiatan yang berunsur politik. Kenapa Gen Z harus terlibat dalam hal politik? karena sebagai generasi penerus bangsa, tidak boleh hanya memiliki pemikiran bahwa hidup hanya tentang bersenang-senang dan bermain saja, akan tetapi harus selalu mempelajari peristiwa yang terjadi pada saat ini, entah itu fenomena tentang politik, fenomena yang ada di lingkungan Desa, fenomena di media sosial yang sedang viral dan hal lain sebagainya.

Generasi muda sekarang ini perlu mempelajari fenomena-fenomena dan tidak boleh tertinggal informasi mengenai hal yang terjadi di lingkungan sekitar, karena generasi penerus bangsa diharapkan untuk tidak boleh menjadi orang yang “bodoh” apa lagi “di bodoh-bodohi”, serta diharapkan agar tidak boleh menjadi individu yang masih “polos” karena ini akan berakibat pada mudahnya seseorang itu untuk di “tipu” oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab. Generasi muda juga tidak boleh “cacat”, apalagi “gaptek” dalam menggunakan media sosial. Dengan adanya media sosial, diharapkan agar dapat membuat Gen Z memiliki pemahaman yang luas, atau dalam kata lain menjadi generasi yang “piintar”, serta harus bisa mencari informasi sebanyak- banyaknya mengenai dunia politik dan yang paling penting tidak boleh bodoh dalam mencari berita untuk Capres dan Cawapres tahun 2024. Hal ini tentunya akan mengantisipasi para generasi muda agar tidak salah dalam memilih pemimpin untuk bangsa dan negara Indonesia supaya menjadi negara yang lebih kuat. Baik itu kuat ekonominya, kuat pendidikannya, kuat pertahanannya, kuat cinta tanah airnya, serta kuat Intelektual warga negaranya terutama para generasi mudanya.

Dengan memiliki pemahaman yang cukup serta informasi yang luas untuk dijadikan pertimbangan dalam memilih pemimpin bagi negara di masa yang akan datang, maka genarasi muda yang seperti itu sudah pasti dapat ditentukan akan bisa menjadi pemilih yang sehat untuk Indonesia kuat.

Gen Z Harus Kenal Terhadap Diri Sendiri

Sebelum menjadi “Indonesia kuat” maka penulis menyarankan agar Gen Z dapat memperkuat diri terlebih dahulu dengan cara “mengenali diri lebih dalam lagi”. Hal ini sesuai dengan salah satu jargon dari Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) sendiri yaitu “Kenali Dirimu Atasi Masalahmu”. Jargon yang ada pada jurusan BKI ini memberikan arti yang sangat dalam seperti “Seseorang yang mengenali diri, maka sudah pasti bisa mengatasi masalah yang dihadapinya”. Penulis juga teringat dengan kata-kata Dosen yang mengampu mata kuliah Psikologi Kepribadian bahwa “Psikologi itu sebenarnya ilmu yang mempelajari Diri Sendiri” setelah dicermati lebih dalam ternyata ungkapan tersebut merupakan hal yang benar, karena kita merupakan manusia, seorang makhluk sosial yang tidak hanya dapat memahami lingkungan sekitar, tetapi harus lebih cermat dalam mempelajari dan memahami dirinya sendiri. Sebagai manusia yang akan menjadi penerus bangsa atau yang sering disebut dengan Gen Z ini harus “Kenal terhadap dirinya sendiri” dimulai dari potensi yang dimiliki oleh Gen Z, baik itu kelebihan atau kekurangannya, Gen Z harus kenali terlebih dahulu hal-hal tersebut agar dapat menjadi pribadi yang yakin, kuat, cerdas, dan tentunya menjadi pribadi yang percaya diri. Gen Z yang mempunyai karakter seperti itu menurut psikologi sudah pasti akan berani untuk melakukan tindakan. Para generasi muda yang dapat mengenali dirinya sendiri dengan baik, maka bisa dipastikan dapat memiliki salah satu “peran menjadi pemilih sehat untuk Indonesia kuat”.

Gen Z harus mempelajari Ilmu Agama

Gen Z yang sudah menemukan jati dirinya atau sudah mengenali dirinya maka bisa dipastikan akan mudah memahami ilmu lainya salah satunya yaitu ilmu agama. Saran kedua yang akan disampaikan oleh penulis kepada Gen Z adalah “Gen Z harus mempelajari Ilmu Agama”. Dalam Agama Islam ada yang namanya “Uswatun Hasanah”. Uswatun Hasanah merupakan teladan terbaik atau model yang baik, begitu juga dalam islam ketika memilih pemimpin itu harus seperti Nabi Muhammad SAW. Rasulullah merupakan tauladan yang harus dijadikan contoh, beliau seorang utusan Allah yang dapat memimpin umatnya, sehingga sudah dipastikan mempunyai sifat “Shidiq” yang berarti kebenaran, “Amanah” yang berarti dapat dipercaya, “Tabligh” yang berarti menyampaikan secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambil dan “Fathonah” yang berarti kecerdasan, cakap, hingga handal dalam menyelesaikan permasalahan. Hal dasar seperti Itulah yang harus dipahami oleh Gen Z untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden di tahun 2024 nanti. Pemimpin haruslah memiliki sifat-sifat yang telah disebutkan tadi, agar dapat membangun pemerintahan yang sehat. Seorang pemimpin dituntut untuk dapat lebih memahami kehendak dan memperhatikan penderitaan rakyat (Alhikmah.ac.id, 2012), memperdalam ilmu agama dan mencari pemimpin yang mempunyai sifat “Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah” adalah salah satu hal yang harus dilakukan para Gen Z agar menjadi Pemilih Sehat untuk Indonesia Kuat nanti.

Gen Z Harus Smart Menggunakan Media Sosial

Generasi yang hiidup di zaman modern ini tentunya tidak lepas dari yang namanya teknologi atau smartphone. Bahkan ini akan menjadi hal yang sangat luar biasa apabila para generasi muda (Gen Z) menggunakan smartphone itu untuk hal yang berguna salah satunya mengembangkan ide-ide kreatif dan inofatifnya, “kenapa penulis katakan seperti itu? karena di zaman sekarang ini tentunya sudah dapat dipastikan bahwa banyak para generasi muda (Gen Z) yang memiliki smartphone, hampir semua Gen Z menggunakan smartphone dan mempunyai akun media sosial. Generasi muda yang sekarang hampir setiap harinya selalu menggunakan media sosial untuk berbagai macam, seperti menggunakan akun media sosialnya untuk pamer barang-barang lewat foto-fotonya yang di upload di media sosial, ada yang sekedar untuk mengisi waktu luang, dan ada juga yang sekedar untuk mencari berita-berita terkni sehingga informasi-informasi yang didapatkan setiap harinya semakin memperluas wawasan.

Gen Z yang mengikuti berita-berita politik di media sosial seperti Instragram, Facebook, Whatshap, Twetter yang kini berganti menjadi X Corp bahkan Tiktok pasti bayak sekali. Gen Z juga tentunya sering menjumpai potongan-potongan video yang saling adu argument ketika capres di tanya oleh seorang jurnalis yang biasa kita kenal dengan sebutan Mba Nana atau Najwa Shihab. Adanya video-video pendek seperti itu maka para pendukung salah satu dari ketiga pasangan capres dan cawapres pasti saling memberikan cerita-ceritanya di media sosial. Pada fenomena- fenomena seperti ini maka Gen Z sudah jelas dan sudah pasti mempunyai keinginan untuk memiliki pemimpin yang pantas mengemban amanah sebagai Presiden di Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) ini, seperti halnya menurut penelitian dari hasil survey yang menunjukkan bahwa Gen Z berada pada presentase sekitar 90-100% menginginkan pemimpin yang mempunyai kriteria Spirituality, Morality, Smart dan Responsive (Tumbol, 2021). Gen Z yang smart dalam menggunakan sosia medial maka sudah pasti dapat berperan penting untuk masa depan negara yang cerah.

Gen Z harus ikut Berkontribusi terhadap Pemilu

Pada saat tahun 2023 sekarang, kini akan berakhir menuju 2024 yang akan ada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dalam (Kompas.com, 2023) Menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan, Mahfud MD meminta supaya masyarakat tangguh memperkaya pengetahuan politik guna menekan perbuatan curang pada saat pemilu. Oleh karena itu, para generasi muda harus mempersiapkan diri untuk berkontribusi dengan menjadi pemilih yang selektif. Masih sama menurut Kompas.com Pada saat adanya seminar di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Selasa yang bertepatan pada tanggal 23 Mei 2023 Mahfud menjadi pembicara yang bertema “Literasi Media Politik Jelang Pemilu 2024: Mitigasi Konflik SARA dan Penguatan Partisi[asi warga” banyak sesuatu yang disampaikan salah satunya kecurangan dalam pemilu. Dalam hal ini Gen Z harus berkontribusi untuk mengikuti pemilu harus dipastikan sehat secara mental dan pikiran sehingga tidak adanya kecurangan di dalam pemilihan, terutama oknum yang melakukan manipulasi data. Seringkali kita menemui kejadian seperti kecurangan yang dilakukan oleh salah satu kelompok pada saat pemilu dengan sengaja melakukan manipulasi data. Seperti halnya menurut Mahfud dalam (Kompas.com, 2023), “sudah menjadi rahasia umum pemilu pada masa Orde Baru kerap kali diatur sedemikian rupa supaya memenangkan pihak tertentu”. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kasus para pengawas dalam pemilu dengan sembunyi-sembunyi melakukan kecurangan dan setelahnya akan mendapatkan imbalan berupa uang suap. Hal ini dilakukan hanya karena bertujuan untuk memenangkan suara para pejabat yang telah rela melakukan penyuapan pada para panitia pemilu. Berdasarkan pada semua fenomena-fenomena kecurangan yang dilakukan para pengurus, penulis berharap banyak pada Gen Z agar dapat berperan dalam mengawasi integritas proses pemilihan dan melek terhadap dunia politik pada saat ini. Seperti halnya menurut Gaffar dalam (Safaroh, 2023) yang menyatakan bahwa salah satu bentuk partisipasi dalam pemilu misalnya menjadi sukarelawan dalam proses pemilihan pemilu, mengajak maupun mendukung dalam memilih suatu partai atau kandidat, serta mengawasi pada saat pelaksanaan dan pengawasan perhitungan suara.

Demi mewujudkan Indonesia kuat peran Gen Z dalam pemilihan umum tentunya dapat ditunjukkan secara nyata dengan berpartisipasi aktif, artinya ketika ada pemilihan maka Gen Z harus ikut berpatisipasi dan aktif dalam pemilu. “Karena pemilu itu adalah taruhan kita bagi masa depan bangsa ini” ucap Mahfud dalam (Kompas.com, 2023) Gen Z juga harus berkontribusi, seperti mendaftar sebagai pemilih, mengikuti pemilihan, memberikan suara dan bahkan mengawasi. Dengan memiliki tingkat partisipasi yang tinggi tentunya dapat memengaruhi hasil pemilihan. Hal ini selaras dengan konsep partisipasi politik yang dikemukakan oleh (Bourne, 2010) bahwa partisipasi setiap warga (termasuk generasi milenial) di negara demokrasi dapat melakukannya sebagai kegiatan pribadi namun mempengaruhi keputusan pemerintah.

Gen Z harus Peduli Terhadap Lingkungan

Peran sebagai pemilih sehat yang harus dilakukan oleh generasi muda sekarang ini, selanjutnya adalah “peduli terhadap lingkungan dan mencari pemimpin yang peduli terhadap lingkungan”. Gen Z harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu lingkungan dan fenomena lingkungan sekitar yang keberlanjutan. Gen Z dapat memilih pemimpin yang mendukung kebijakan pro-lingkungan dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan seperti halnya permasalahan sampah. Pada kasus yang banyak terjadi sekarang ini, dapat kita lihat bahwa generasi muda lebih banyak memegang peranan penting dalam hal peduli lingkungan serta memberikan motivasi bagi masyarakat sekitar agar ikut peduli juga dengan lingkungan, dibandingkan dengan peran beberapa pemerintah yang kerjanya hanya korupsi. Penulis mengambil salah satu contoh Gen Z yang memotivasi banyak warga dalam pembersihan sampah dilingkungan adalah Pandawara. Siapa sih yang tidak kenal dengan pandawara? Semua warga Indonesia kini pastinya mengenal pandawara, karena salah satu aksi nya ketika membersihkan kawasan-kawasan yang dipenuhi sampah kemudian di posting pada media sosial sehingga viral. Pandawara merupakan salah satu generasi muda yang memotivasi banyak masyarakat di Indonesia, itulah “The Power of Media Social”. Maka dari fenomena ini akan terciptanya suattu pemikiran baru bahwa ketika pemerintah yang mengapresiasi aksi Pandawara dengan memberikan suatu penghargaan dan mampu menindak lanjuti terhadap pembuangan sampah maka calon pemimpin seperti itu yang harus pilih.

Pada salah satu agenda dalam Biru Voives 2023 yang mendukung polusi udara sebagai agenda pembahasan pemilu 2023. Menurut (Arjawinangun, 2023) yang menyatakan bahwa pada saat pemilihan presiden dan kepala derah acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan peran Gen Z dalam pemilih pemimpin yang memiliki komitmen tinggi dengan lingkungan khususnya mengatasi masalah polusi udara yang kerap mengintai kehidupan sehari-hari itu yang dikatakan ratna dalam pelatihan duta udara bersih yang di gelar di Bogor. Dengan peran-peran inilah, Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi pemilih yang berpengaruh dan berkontribusi pada perkembangan positif Indonesia, sehingga menjadikan Indonesia kuat.

PENUTUP

Dalam era yang penuh tantangan ini, peran Gen Z sebagai pemilih sehat untuk Indonesia yang kuat sangat penting. Generasi ini memiliki alat yang kuat dalam genggaman mereka, yakni pengetahuan dan teknologi, yang bisa digunakan untuk membentuk masa depan negara ini. Dengan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu politik yang keberlanjutan, dan keadilan sosial, serta dengan keterlibatan aktif dalam proses pemilihan dan pengawasan pemilu, Gen Z memiliki potensi untuk menginspirasi perubahan positif. Melalui partisipasi mereka yang bijak dan bertanggung jawab, mereka dapat membantu membangun Indonesia yang lebih baik, adil, dan makmur. Maka dari itu, marilah kita bersama-sama memberdayakan peran Gen Z sebagai agen perubahan untuk masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Penulis ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya untuk para pemuda yang menggelar acara perlombaan essai ini, karena dengan adanya perlombaan seperti ini, tentunya akan dapat menggerakan ide-ide dan gagasan para generasi muda di era Peran Gen Z sebagai Pemilih Sehat Untuk Indonesia Kuat ini.