1 comment 157 views

Komodifikasi Gen Z: Suara Gen Z Dalam Pemilu 2024

Istilah Gen Z sudah tidak asing lagi didengar, Gen Z atau Generasi Z merupakan individu yang lahir setelah Generasi Y atau Milenial. Generasi Z adalah mereka yang lahir pada rentang tahun 1995-2010. Generasi Z biasa disebut sebagai generasi digital, karena pada tahun-tahun tersebut teknologi komunikasi berkembang dengan pesat. Generasi Z tumbuh bersama teknologi komunikasi, baik berupa perangkat seluler, jaringan internet, dan platform media sosial. Dilansir dari dataindonesia.id penelitian pada tahun 2022 menunjukkan bahwa Generasi Z lebih sering terpapar dengan internet dibandingkan dengan generasi lainnya, ditemukan sebanyak 20,9 % menggunakan internet lebih dari 7-10 jam sehari dan 8% diatas 13 jam sehari. Semakin sering terpapar dengan internet, informasi yang diterima oleh Gen Z akan semakin banyak dan beragam. Hal inilah yang membuat Generasi Z lebih kritis dalam menyikapi suatu permasalahan, karena banyaknya informasi yang didapat membuat Gen Z mempertanyakan segala sesuatu.

Dalam ranah politik, keterlibatan Gen Z berperan penting dalam melancarkan proses demokrasi di Indonesia. Gen Z turut berperan aktif dalam perbincangan isu-isu politik di Indonesia. Seringkali ditemukan Gen Z membahas isu-isu yang sedang hangat di media sosial, Media sosial menjadi tempat yang dapat dijangkau dalam menyuarakan opini terkait isu-isu yang sedang terjadi. Keterlibatan aktif Gen Z dalam politik juga dapat ditemui menjelang pemilu 2024, yaitu ikut andil dalam memberikan suara kepada capres dan cawapres mendatang. Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pemilu 2024, pemilih didominasi dari Generasi Z dan Milenial sebanyak 55 %. Sebagai generasi yang mendominasi suara pada pemilu 2024, segala opini atau pendapat yang diperbincangkan oleh Gen Z di media sosial menjadi perhatian bagi para kandidat dan partai politik. Pada akhirnya kandidat dan partai politik menyusun pesan kampanye sesuai dengan kebutuhan Gen Z sebagai pemilih terbanyak di pemilu 2024 mendatang. Hal tersebut menandakan bahwa telah terjadi komodifikasi Gen Z dalam ranah politik, artinya isu yang diperbincangkan oleh Gen Z menjadi perhatian partai politik untuk mendapatkan suara dari generasi digital tersebut.

Komodifikasi Gen Z dalam ranah politik merujuk pada pesan atau janji kampanye yang ditargetkan untuk menarik perhatian dan dukungan Gen Z. Semua yang berkaitan dengan Gen Z seperti, preferensi, ketertarikan, dan keterlibatan dalam isu politik menjadi perhatian bagi kandidat dan partai politik. Kandidat dan partai politik yang dapat memenangkan suara Gen Z, memiliki peluang besar menjadi pemenang pada pemilu 2024. Mengingat suara terbanyak pada pemilu 2024 nanti berasal dari Gen Z. Saat ini, dapat dilihat dari aktivitas politik media sosial para kandidat dan partai pengusungnya yang melakukan berbagai pendekatan untuk menarik perhatian para pemilih, seperti mendatangi talkshow, webinar, kunjungan ke kota-kota, hingga memperlihatkan kinerja.

Berbagai strategi digunakan oleh para kandidat dan partai politik untuk meyakinkan Gen Z agar memilih kandidat tersebut. Dilansir dari liputan6.com KPU telah menerima pendaftaran pada pemilu 2024 tiga pasangan bakal capres dan cawapres untuk pemilu 2024 mendatang. Ketiga pasangan yang telah terdaftar yaitu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketiga pasangan bakal capres dan cawapres tersebut memiliki program yang memfokuskan kepada pemilih Gen Z. Tidak hanya melibatkan kaum muda dalam ranah politik, namun berjanji akan merealisasikan kepentingan anak muda. Ketiga pasangan bakal capres-cawapres terlihat memperhatikan isu yang dekat dengan anak muda, seperti isu kesehatan mental, pendidikan, lapangan kerja, dan lain-lain.

Pasangan Anies-Muhaimin memiliki visi misi yang sejalan dengan Gen z seperti fenomena generasi sandwich atau sandwich generation. Generasi sandwich adalah seseorang yang bekerja untuk mebiayai hidup keluarganya namun tidak dapat merasakan hasil kerjanya sendiri. Selanjutnya adalah isu pendidikan dan kesehatan, isu kesehatan memfokuskan pada kesehatan mental. Pada fenomena pendidikan, Anies-Muhaimin berjanji akan memberikan beasiswa di dalam dan di luar negeri. Isu selanjutnya yang menjadi perhatian adalah lapangan pekerjaan, pada isu ini Anies-Muhaimin berjanji akan menghadirkan 15 juta lapangan kerja, mengembangkan kewirausahaan di kalangan Gen Z dan Milenial, dengan mengadakan berbagai pelatihan yang dimodali oleh pemerintah.

Pasangan selanjutnya Ganjar-Mahfud juga memfokuskan pada kesehatan mental dengan mengadakan Layanan Konsul Keliling (KOLING), serta penguatan kesehatan mental. Isu selanjutnya yang menjadi fokus pada bidang pendidikan, Ganjar-Mahfud memiliki program bernama 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana yang bertujuan untuk menyekolahkan 1 anggota keluarga miskin hingga sarjana. Selanjutnya pada sektor ekonomi, Ganjar-Mahfud berjanji akan membangun hunian sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Pasangan terakhir yaitu Prabowo-Gibran yang memfokuskan kepada isu pendidikan dengan membuat program bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Selanjutnya Prabowo-Gibran juga mempunyai program membuka lapangan pekerjaan untuk generasi muda. Isu yang dekat dengan anak muda terkait digitalisasi diangkat oleh Prabowo-Gibran dengan membuat program Kartu Usaha Startup, digitalisasi UMKM, serta meningkatkan pendidikan literasi digital.

Dari setiap program kerja bakal capres-cawapres yang sudah dipaparkan, dapat dilihat bahwa mereka menggunakan isu yang dekat dengan Gen Z untuk mendapat perhatian dari Gen Z. Pada komodifikasi politik, Gen Z seringkali menjadi target dari janji-janji manis para bakal capres-cawapres. Gen Z hanya sekedar menjadi alat untuk menambah suara pada pemilu. Para bakal capres-cawapres menggunakan citra kekinian untuk menarik perhatian Gen Z. Citra kekinian ini dapat dilakukan dengan aktif bermedia sosial dan membangun kedekatan dengan anak muda di berbagai kegiatan baik di dunia nyata maupun maya.

Gen Z sebagai pemilih, memiliki harapan bahwa pemimpin di masa yang akan datang adalah sosok yang akan menepati janji-janji politiknya saat kampanye. Peran Gen Z dalam menghadapi komodifikasi politik adalah bersikap dan berpikir lebih kritis dalam menentukan pilihan. Sikap kritis perlu dimiliki oleh Gen Z agar tidak mudah dimobilisasi oleh para kandidat dan partai politik. Sikap kritis yang bisa diambil oleh Gen Z misalnya jangan mudah terpengaruh dengan opini orang-orang sekitarnya dan memperluas pengetahuan terkait bakal capres-cawapres 2024. Selain harus berfikir kritis, Gen Z masih apatis terhadap demokrasi dan politik. Sebagian dari Gen Z lebih memilih untuk golput, hal tersebut dikarenakan menurunnya tingkat kepercayaan pada kandidat dan partai politik. Situasi seperti ini, harus dihindari menjelang pemilu 2024 nanti Gen Z sebagai generasi penentu masa depan Indonesia harus menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin di masa depan.  

1 comment

Nagiyah Abdulhaq November 27, 2023 - 2:58 am

Gen z adalah anak2 muda yg menjadi sasaran pemilih di masa pemilu ini karena jumlah mrk 60persen dr pemilih yg ada mka wajar klo kandidat capres memprioritaskn mrk, sebagai pemilih muda hendaknya lbh kritis karena pilihannya akan membawa mrk utk masa depannya mka pilihan gen z yg baik rekaman jejaknya walau gen z suka dgn sesuatu yg fun atau menghibur seperti joget2 tp pilihan utk menjadi seorang presiden yg memiliki muruah(kehormatan) atau uswatun hasanah yg baik.

Reply

Tinggalkan Komentar

Komentar Terbaru

  • Amado Maher

    Impressive posts! My blog Article Home about SEO also has a lot…

  • Melissa Facy

    You've done an impressive work on your website in covering the topic.…

  • Felica Dobbie

    With your post, your readers, particularly those beginners who are trying to…

  • Jasmin Glaspie

    Informative articles, excellent work site admin! If you'd like more information about…

  • Junko Lemon

    This was a very good post. Check out my web page Article…

Chat WhatsApp
Butuh Bantuan?
Selamat datang di Portal Berita Paradeshi. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami beragam informasi yang kami sajikan, baik dalam bentuk berita ataupun artikel, seluruh konten yang dihadirkan kami kanalkan dalam beragam rubrik.

Silahkan menghubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut