Latar Belakang
Dalam waktu dekat Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi terbesar yakni pemilihan umum serentak tepatnya pada Februari 2024. Pemilihan Umum atau Pemilu merupakan proses demokrasi dalam memilih pemimpin beserta wakilnya untuk duduk dalam kursi pemerintahan. Di Indonesia pemilu sendiri dilaksanakan dalam 5 tahun sekali, berlandaskan pada UUD 1945 Pasal 22E ayat 1 sampai 6. Pasal ini menyatakan bahwa pemilu harus di selenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil selama 5 tahun sekali.
Berkaca pada pelaksanaan pemilu selama satu dasawarsa ke belakang, ditengah kemajuan teknologi yang memberikan kemudahan akses informasi melalui social media dan platform digital lainnya, Ternyata tidak serta-merta memunculkan kebijaksanaan dalam penggunaannya. Banyak konflik antar golongan masyarakat justru bermula dari pergesekan yang terjadi di media sosial, yang disebabkan oleh informasi hoax dan opini yang memecah belah. Menjelang pemilu, informasi-informasi hoax serta opini yang memecah belah masyarakat ini semakin sering bermunculan. Mengutip dari website Databoks, mesin pengais konten internet negatif Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan 3.801 hoaks sepanjang 2019. Peningkatan terjadi pada bulan Februari hingga April seiring dengan berjalannya pemilu.
Berbagai faktor menjadi penyebab hal tersebut terus terjadi, mulai dari fanatisme berlebihan hingga orang-orang yang memiliki kepentingan untuk mempolarisasi dan mengkotak-kotakan masyarakat. Informasi Hoax yang terus berseliweran apabila tidak dikontrol oleh pemerintah ataupun penerima informasi akan menimbulkan kesalahpahaman yang dapat berujung pada perpecahan dan bentrok antar golongan.
Sebagai Generasi Z, yakni generasi yang sejak kecil sudah akrab dengan perkembangan teknologi tentu persoalan informasi melalui internet dan social media bukan lagi sesuatu yang baru. Kebijaksanaan dalam memerima informasi menjadi sangat penting bagi Generasi Z. Mengingat bahwa seharusnya mereka lebih memahami mengenai dampak dari penggunaan media sosial.
Karena itu Generasi Z diharapkan mampu mengawal penyebaran informasi yang muncul menjelang pemilu khususnya yang membahayakan keharmonisan pelaksanaannya. Lantas bagaimana peran Generasi Z dalam melawan penyebarann informasi hoax yang membahayakan pemilu agar tercipta pemilu yang harmonis dan demokratis?
Pembahasan
Dalam pemilu 2024 besar kemungkinan akan banyak melibatkan Generasi Z. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2020 menunjukkan penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Z. Total terdapat 74,93 juta dari 270,2 juta jiwa atau 27,94% dari total penduduk Indonesia merupakan Generasi Z, yang hampir seluruhnya telah memiliki hak pilih dalam pemilu mendatang.
Menurut pandangan penulis, menuju tahun pemilu 2024 memberikan sebuah peluang bagi Generasi Z untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa salah satunya melalui pemilu bersih dan bermartabat. Karena pasalnya, pemilu kali ini akan berdampak besar dalam menentukan arah pembangunan Indonesia, yakni berkaitan dengan bonus demografi yang diperikan pada tahun-tahun medatang. Tentunya mengawal pemilu dari isu disintegrasi serta polarisasi masyrakat melalui media sosial harus terus menjadi perhatian.
Pemilu harusnya menjadikan masyarakat lebih saling menghargai perbedaan pandangan dan menciptakan harmonisasi untuk mewujudkan negara demokrasi yang adil dan bersatu. Namun, pemilihan umum dalam beberapa kasus justru melahirkan konflik disintegrasi dan perpecahan. Disintegrasi itu sendiri adalah kondisi dimana ketidaksepahaman menyebabkan konflik antar golongan baik berlandaskan perbedaan pandangan politik, suku, ras maupun agama
Situasi saat ini menuntut Generasi Z untuk lebih bijaksana dalam menyikapi informasi yang bertebaran jelang pemilu, ditambah lagi bagi Generasi Z pemilu bukan lagi sesuatu yang asing. Hampir seluruh Generasi Z sudah melalui beberapa kali kontes pemilu, terkecuali Generasi Z yang lahir di penghujung generasi mereka.
Generasi Z sendiri merupakan generasi yang sangat intens melakukan Interaksi melalui sosial media dengan semua kalangan, tentunya kondisi tersebut mempengaruhi karkteristik dan kepribadian mereka. Generasi Z cenderung memiliki kepribadian yang Ekspresif, Mampu mengerjakan dua hal dalam satu waktu (Multitasking), dan Cepat berpindah dari satu pemikiran/pekerjaan ke pemikiran/pekerjaan lainnya (fast switcher). Di satu sisi gen z juga memiliki kekurangan seperti kecanduan berlebihan terhadap sosial media serta lebih menyukai hal-hal yang sifatnya instant.
Menimbang karakteristik Generasi Z dan kondisi saat ini, oleh karena itu Generasi Z dalam menghadapi pemilu 2024 harus berperan aktif dalam menekan disinformasi dan hoax di media sosial. Ada beberapa peran penting yang dapat mereka lakukan guna mengawal pemilu dari informasi-informasi yang menjerumuskan masyarakat pada disintegrasi dan perpecahan, diantaranya adalah:
a) Menanamkan pemahaman tentang pemilu sebagai ajang persatuan dan kesatuan
Karena kita tau bahwa Generasi Z terkenal sebagai generasi fast switcher, yakni cepat berpindah dari satu pemikiran/pekerjaan ke pemikiran/pekerjaan lain. Informasi jelang pemilu tak jarang mempengaruhi pandangan berfikir dari Generasi Z. Karena itu pemahaman kokoh tentang persatuan dan kesatuan harus ditanamkan dan menjadi langkah awal untuk menghindari pengaruh dari informasi yang memecah belah dan mempolarisasi masyarakat menjelang pemilu.
b) Mengedukasi diri dan orang terdekat mengenai bahaya informasi hoax serta ancaman disintegrasi bangsa menjelang pemilu
Hal ini dapat mereka lakukan dengan menyebarkan konten-konten tentang bahaya dan juga Langkah-langkah bijak dalam bersosial media. Generasi Z yang sejatinya paham tentang teknologi harus ikut serta memperingati masyarakat tentang bahaya dari informasi-informasi bohong. Selain itu mereka juga perlu memahami bahaya dari ancaman perpecahan/disintegrasi yang disebabkan dari berita dan informasi hoax.
c) Menelaah segala bentuk informasi dengan kritis sebelum menerima dan membagikannya.
Generasi Z sendiri terkenal sangat ekspresif dan senang membagikan Informasi-informasi dengan cepat melalui sosial medianya. Sikap skeptis dan kritis terhadap informasi yang diterima sangat diperlukan agar Generasi Z tidak mudah percaya akan opini-opini yang memecah belah dan tidak dengan sembarangan membagikan informasi yang mereka terima.
d) Ikut serta dalam mendukung jurnalisme berkualitas
Jurnalisme berkualitas adalah jurnalisme yang memegang teguh prinsip-prinsip verifikasi, akurasi, imparsialitas, keseimbangan, kejujuran (fairness), integritas, independensi, kebenaran kontekstual, dan transparansi sebagaimana dirangkum dalam kode etik jurnalistik dan/atau elemen jurnalisme. Jurnalisme berkualitas sangat penting untuk mendorong pemilu damai 2024. Dalam hal ini Generasi Z harus ikut juga untuk mengkritisi dan mendukung jurnalisme berkualitas agar informasi yang diterima masyarakat menjelang pemilu adalah informasi yang berkualitas dan tidak merusak.
e) Menyebarkan konten-konten positif tentang pemilu
Generasi Z ini akan mampu membawa masyarakat baik generasi sebelum dan setelah mereka untuk merespon kontestasi pemilu kali ini sebagai suka cita demokrasi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu Generasi Z harus peduli dan membantu menyebarkan konten-konten yang mengajak masyarakat untuk menyambut pemilu ini dengan Bahagia serta agar menghilangkan polarisasi suku, ras, agama ataupun pandangan politik. Semua yang diharapkan oleh masyarakat adalah kehidupan yang adil dan makmur dengan selalu berada dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Beberapa Poin diatas akan sangat penting untuk ditekankan menjelang pemilu 2024 agar dalam menghadapi nya Generasi Z telah siap dan tidak mudah di pecah belah oleh informasi-informasi yang menyesatkan. Selain itu peran diatas juga akan mendukung dan membantu pelaksanaan pemilu yang harmonis dan demokratis.
Kesimpulan
Dalam mengawal informasi yang dapat memecah belah jelang pemilu, kemampuan Generasi Z dalam menggunakan teknologi informasi menjadi sangat penting. karena itu, Kebijaksanaan dalam menerima dan menyebarkan informasi sangat di perlukan agar terhindar dari konflik-konflik yang mampu mengancam kesatuan dan persatuan.
Keunggulan kuantitas pemilih dari Generasi Z yang lebih banyak dari generasi yang lain tentunya menjadi sebuah peluang besar. Jika mampu mengakomodir dan menelaah informasi dengan baik maka akan memberikan dampak baik bagi Pemilu yang berdemokrasi dan bermartabat, namun apabila kurang cakap dalam merespon dan menelaahnya kita akan mudah di pecah belah oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.
Meragukan segala bentuk informasi yang diterima tanpa cepat mengambil kesimpulan akan memberikan kehati-hatian dalam setiap penilaian. Dan menilai dari berbagai sudut pandang akan melahirkan kebijaksanaan dalam memutuskan hal yang layak untuk di lakukan. Generasi Z akan menjadi harapan untuk pemilu 2024 yang harmonis dan demokratis dengan ikut serta melawan segala bentuk informasi yang memecah belah dan membahayakan pemilu 2024.
Daftar Referensi
- Dwi Hadya Jayani. 2021. Proporsi Populasi Generasi Z dan Milenial terbesar di Indonesia. Databoks. Diakses pada 8 November 2023, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/24/proporsi-populasi-generasi-z-dan-milenial-terbesar-di-indonesia
- Erlina F Santika (Databoks). 2023. Bonus Demografi Indonesia Diproyeksi Mencapai Puncak pada 2050. Diakses pada 7 November 2023, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/05/20/bonus-demografi-indonesia-diproyeksi-mencapai-puncak-pada-2050
- Evan Yulian. 2023. Jelang Pemilu, Menkominfo Ajak Media Terapkan Jurnalisme Berkualitas. IDN Times. Diakses pada 14 November 2023, dari https://www.idntimes.com/news/indonesia/evan-yulian-philaret-2/menkominfo-ajak-media-csc?q=jurnalisme
- Hadion Wijoyo dkk. 2020. Generasi Z & Revolusi Industri 4.0 (Jawa Tengah: CV. Pena Persada)
- Najemi. Prayudi, dkk. 2021. Bahaya Penyampaian Berita Bohong Melalui Media Sosial. Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 3
- Nurhadi Sucahyo. 2019. Hoax Merajalela Jelang Pemilu. VOA Indonesia. Diakses pada 8 November 2023, dari https://www.voaindonesia.com/a/hoax-makin-merajalela-jelang-pemilu/4835646.html
- Pipit Fitriyani. 2018. Pendidikan Karakter Bagi Generasi Z. Yogyakarta: Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (APPPTMA)
- Sarah, Inayatul, dkk. 2023. Moralitas Generasi Z di Media Sosial: Sebuah Esai. Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan Vol. 01 No. 02
- UUD 1945 di Pasal 22E ayat 1 sampai 6 tentang Pemilihan Umum
2 comments
sangat menarikk,dan bagus sekali
Hey there, I appreciate you posting great content covering that topic with full attention to details and providing updated data. I believe it is my turn to give back, check out my website UY3 for additional resources about Thai-Massage.