0 comment 68 views

Peran Budaya Literasi dan Public Speaking Bagi Gen Z dalam Menghadapi Perpolitikan di Indonesia

Pada dasarnya politik merupakan penggunaan kewenangan atau kekuasaan pada suatu negara melalui penentuan target serta implementasi dari tujuan-tujuan tersebut. Politik juga disebut sebagai proses pembagian dan pembentukan kekuasaan dalam masyarakat dimana akan memicu terjadinya interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam melakukan pertahanan, membuat serta melaksanakan peraturan-peraturan umum yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Ketika seseorang menentukan posisi dirinya dalam kehidupan masyarakat, ketika mereka memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meraih kesejahteraan pribadinya, atau bahkan ketika seseorang berusaha untuk mempengaruhi orang lain, maka dapat dikatakan semua itu adalah suatu bentuk politik (Mustanir et al., 2023). Menurut Heywood, politik tidak terlepas dari kerjasama dan konflik. Oleh karena itu dalam politik selalu ditemukan beragam konflik diakibatkan karena perbedaan pendapat maupun kekuasaan (Labolo & Ahmad, 2022).

Keberadaan politik di tengah masyarakat tentu menuai banyak pandangan. Ada yang berpandangan bahwa politik itu merupakan suatu hal positif apabila politik tersebut terkait dengan upaya yang dilakukan demi mewujudkan kebaikan bersama. Namun ada juga yang berpandangan bahwa politik itu suatu hal negatif dikarenakan keresahan masyarakat terhadap perilaku aktor politik yang membuat suatu tujuan hanya untuk mempertahankan kekuasaannya tanpa memperhatikan kepentingan rakyat. Terlepas dari bagaimana pandangan masyarakat terhadap politik, tanpa disadari politik ini memiliki pengaruh besar bagi kehidupan. Pengaruh tersebut dapat membawa dampak positif ataupun sebaliknya tergantung bagaimana cara menghadapi dan menyelesaikan persoalan politik tersebut. Karena pembahasan politik ini sangat berkaitan dengan peranan sebuah negara yang di dalamnya terdapat sekumpulan individu yang saling bekerja sama untuk meraih kehidupan yang adil dan sejahtera serta tercapainya sebuah tujuan bersama (Djuyandi, 2017).

Namun apa yang terjadi apabila warga negara tidak dapat menghadapi dan menyelesaikan perpolitikan di Indonesia? Tentunya hal ini dapat membawa dampak buruk jika dibiarkan begitu saja. Disinilah peran Gen Z sebagai generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya dalam upaya menghadapi perpolitikan di Indonesia ke depannya. Menurut Wijoyo dkk (2020), generasi Z atau disebut juga iGeneration yaitu generasi yang lahir sekitar tahun 1995-2010. Salah satu karakteristik yang dimiliki gen Z adalah multitasking. Karakteristik multitasking inilah yang membuat mereka terbiasa melakukan beragam kegiatan dalam satu waktu yang sama. Selain itu, mereka juga memiliki karakteristik sosial, dimana mereka sangat intens dalam berinteraksi maupun berkomunikasi dengan semua kalangan, serta dapat mengekspresikan apapun yang dirasakan dan dipikirkan secara spontan. Karakteristik ini tentu perlu diterapkan secara konsisten sehingga dapat menunjang gen Z dalam menghadapi berbagai persoalan politik yang tengah terjadi. Namun, sebelum menjalankan perannya sebagai generasi penerus bangsa, ada langkah nyata yang dapat mendukung gen Z dalam menghadapi perpolitikan di Indonesia. Langkah yang bisa dilakukan salah satunya yaitu dengan menerapkan budaya literasi dan melatih kemampuan komunikasi yang baik.

Dalam mengadapi politik tentunya gen Z perlu dibekali oleh wawasan dan pengetahuan yang luas. Seperti yang dikatakan Aristoteles bahwa kunci untuk memahami suatu lingkungan yaitu memiliki pengetahuan tentang politik. Untuk meningkatkan wawasan yang luas maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menerapkan budaya literasi. Menurut Sukma & Rendi (2021), penerapan budaya literasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reserpatif. Hal ini karena dengan membaca maka berbagai pengetahuan, informasi maupun pengalaman baru dapat diperoleh. Membaca juga dapat meningkatkan kemampuan daya pikir, serta membuat wawasannya semakin luas dan pandangannya semakin tajam.

Selain menerapkan budaya literasi, gen Z juga perlu melatih public speaking yang baik. Kemampuan public speaking yang baik dapat mempermudah gen Z dalam menyalurkan segala aspirasi maupun kritikan saran dalam menghadapi perpolitikan di negeri ini. Seperti diketahui bahwa secara keilmuan, public speaking termasuk dalam seni berbicara di depan umum dan menjadi salah satu bagian ilmu komunikasi. Public speaking juga dapat dipahami sebagai sebuah teknik penyampaian pesan di depan publik. Public speaking menjadi salah satu kemampuan mutlak yang diperlukan di era global, karena dengan public speaking seseorang dapat meramu kata-kata menjadi sebuah bahasa yang menarik publik untuk mendengarnya (Girsang, 2018).

Generasi Z yang sebenar-benarnya generasi penerus bangsa adalah generasi yang tidak hanya diam berpangku tangan ketika melihat berbagai persoalan politik yang terjadi, akan tetapi berusaha menjadi pribadi yang mampu melihat permasalahan disekitarnya yang kemudian menjadi penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dibekali dengan wawasan yang luas dan kemampuan public speaking yang baik tentu dapat menjadikan setiap untaian kata yang diucapkan oleh gen Z adalah untaian kata yang jelas dan bermutu. Dengan begitu segala bentuk politik yang ada, baik itu dalam bentuk politik kerjasama maupun politik yang memicu konflik, semua itu dapat dihadapi dan diselesaikan dengan baik. 

Daftar Pustaka

  • Djuyandi, Y. 2017. Pengantar Ilmu Politik. Depok: Rajawali Press
  • Girsang, L. 2018. Public Speaking Sebagai Bagian dari Komunikasi Efektif (Kegiatan PKM
    di SMA Kristoforus 2, Jakarta Barat). Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan. 2(2): 81-85
  • Labolo, M., dan Ahmad, A. 2022. Sistem Politik Suatu Pengantar. Jakarta: CV Sketsa Media
  • Mustanir, A., Ory, S., Ade, P., Mahrida, Indriyati, K., Riko, R., Andrew, S., Donal, N., Raju,
    M., dan Yohanes, S. 2023. Ilmu Politik. Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi
    Grup
  • Sukma, H., dan Rendi, A. 2021. Strategi Kegiatan Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca
    Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Varidika. 33(1): 11-20
  • Wijoyo, H., Irjus, I., Yoyok, C., Agus, L., dan Ruby, S. 2020. Generasi Z & Revolusi Industri
    4.0. Banyumaas: CV Pena Persada

Tinggalkan Komentar

Komentar Terbaru

  • Seoranko

    It appears that you know a lot about this topic. I expect…

  • Felix Meyer

    Truly appreciate your well-written posts. I have certainly picked up valuable insights…

  • VIEW NEWZ

    Very interesting news information that doesn't make you bored, especially the latest…

  • BERITA MANTUL

    One of the rare natural phenomena that will occur next month is…

  • 168NEWS

    Several central banks have begun considering raising interest rates to control rising…

Chat WhatsApp
Butuh Bantuan?
Selamat datang di Portal Berita Paradeshi. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami beragam informasi yang kami sajikan, baik dalam bentuk berita ataupun artikel, seluruh konten yang dihadirkan kami kanalkan dalam beragam rubrik.

Silahkan menghubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut