0 comment 168 views

Literasi, Sosialisasi dan Pendidikan Politik sebagai Fondasi Generasi Z dalam Mengawasi Pemilu 2024

Negara Indonesia menganut sistem politik Demokrasi. Lebih tepatnya sistem demokrasi Pancasila. Tambahan kata Pancasila dibelakang kata demokrasi membuat sistem Demokrasi di Indonesia, berbeda dari sistem demokrasi pada umumnya. Dalam sistem politik Demokrasi Pancasila, masyarakat memiliki peranan yang penting dalam pemerintahan. Sistem ini menganut paham bahwa kekuasaan terbesar ada ditangan rakyat. Prinsip dari Demokrasi Pancasila adalah “Semua buat semua”, yang digagas oleh Ir. Soekarno.

Masyarakat Indonesia pada 2024, akan mengadakan pesta Demokrasi atau kerap disebut pesta rakyat. Dalam pesta rakyat itu, ada dua pemilihan yang akan dilaksakan, yakni pemilihan presiden-caleg dan pemilihan kepada daerah. Oleh karena itu, sejak saat ini, situasi di Indonesia mulai memanas jelang kontestasi politik 2024. Pemilihan tahun ini merupakan salah satu pesta rakyat yang terbesar sebab pemilihan presiden akan dilaksakanan dua putaran, yakni pada Februari (putaran I) dan Juni (putaran kedua).

Dalam pesta rakyat tahun ini, pemilih Gen Z merupakan pemilih yang terbesar kedua setelah pemilih generasi milenial. Jumlah pemilih dari Gen Z adalah 54,5 Juta jiwa dan Gen Milenial berjumlah 66,8 juta pemilih. Jika keduanya digabungkan, maka totalnya 113 juta jiwa (56,45 %). Jumlah gabungan kedua generasi ini, telah lebih dari setengah jumlah seluruh pemilih yaitu, 204.807.222 pemilih. Angka ini menunjukkan bahwa kedua generasi ini, memiliki pengaruh besar dalam kontestasi politik tahun ini.

Penentuan pengklasifikasian generasi, didasarkan pada tahun kelahiran. Untuk kategori Generasi Z ialah mereka yang lahir pada rentang tahun 1997-2012. Generasi Z yang dapat memilih untuk tahun ini ialah mereka yang lahir pada rentang tahun 1997-2007. Hal ini sesuai ketentuan batas usia minimal pemilih, yakni 17 tahun.

Dalam pemilihan presiden tahun ini, ada 3 calon presiden beserta wakilnya yang akan dipilih oleh masyarakat Indonesia. Ketiga calon itu ialah Anies Baswedan dan Cak Imin, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, dan Prabowo Subianto dan Gibran. Sejak terdaftarnya ketiga calon ini di Komisi Pemilihan Umum, situasi politik di Indonesia semakin memanas. Banyak kontroversi yang berujung problematika terjadi dari ketiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ini.

Dalam upaya memenangi pemilihan presiden, para calon presiden dan calon wakil presiden menggunakan cara masing-masing untuk berusaha merebut hati dan suara rakyat. Untuk mendapatkan suara rakyat, para calon presiden dan calon wakil presiden menghalalkan segala cara. Tidak jarang, usaha yang dilakukan bertentangan dengan moral. Upaya-upaya itu misalnya menjatuhkan calon presiden dan calon wakil presiden lainnya dengan mendesas desuskan, menyebarkan isu-isu dan berbagai cara lainnya, yang bertentangan dengan moral.

Usaha memenangi pemilihan presiden kerap menimbulkan konflik antara koalisi. Konflik politik yang terjadi tidak jarang disertai tindakan yang tidak semestinya. Cukup banyak para politikus yang bersembunyi dibalik terminus “lobi politik”. Dalam upaya memenangkan kontestasi politik, kerap digunakan cara-cara yang menghancurkan lawan politik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara kolusi dan nepotisme serta pemberitaan skandal-skandal tentang lawan politik. Saling menjatuhkan dalam kontestasi politik sudah merupakan hal yang biasa dalam dunia perpolitikan. Sikap ini tidak baik, namun masih tetap dilanjutkan terus menerus.

Apabila dilihat situasi politik saat ini, maka dapat dikatakan bahwa situasi politik sedang tidak baik dan berada di titik terendah. Kesantunan dalam berpolitik di Indonesia sangat kurang. Kehidupan politik itu mempengaruhi banyak hal. Situasi yang demikian membuat stabilitas dan keamanan politik dan masyarakat menjadi tidak baik. Jika pertentangan antara elit politik terus terjadi, maka kehidupan ekonomi juga akan terpengaruh sebab investor asing akan mempertimbangkan dua kali untuk berinvestasi di Indonesia. Padahal investasi itu dapat digunakan sebagai kesempatan membangun perekonomian.

Di era melek teknologi ini, kampanye politik cukup banyak dilakukan lewat platform media sosial, misalnya lewat media Instagram, facebook, youtube, dan lain-lain. Melalui teknologi, persebaran ide, visi dan misi calon presiden lebih cepat tersampaikan kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena platform-platform itu digunakan dan akrab dengan masyarakat, Dengan bantuan teknologi, masyarakat yang tinggal di desa terpencil pun dapat mengetahui visi dan misi dari calon presiden dan calon wakil presiden.

Dalam hubungannya dengan perpolitikan, hakikat teknologi bersifat netral. Teknologi dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal profil calon presiden dan calon wakil presiden. Selain itu, Teknologi dapat membantu masyarakat untuk memahami situasi politik yang sedang terjadi. Dengan bantuan teknologi, diharapkan masyarakat menentukan pilihan dengan baik sebab, informasi mengenai para calon telah tersebar luas. Sejalan dengan itu diharapkan pula masyarakat mencari tahu kebenaran informasi yang benar terkait calon presiden dan calon wakil presiden.

Saat ini, pengguna teknologi, khususnya pengguna media sosial banyak dari kalangan generasi Z dan Milenial. Dalam berbagai penelitian, generasi Z menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermedia sosial. Hampir setiap hari Gen Z berselancar di sosial media. Generasi Z dan media sosial bagaikan dua sahabat yang tak terpisahkan. Oleh sebab itu, media sosial sangat tepat digunakan sebagai wadah untuk berkampanye, dengan tetap menjunjung tinggi informasi yang kredibilitas.

Media sosial semakin sering digunakan sebagai wadah berkampanye. Kampanye tersebut dapat berupa kampanye aktif dan pasif. Kampanye aktif berupa kampanye yang secara langsung dilakukan oleh calon presiden dan wakilnya sedangkan kampanye pasif kampanye yang dilakukan oleh para pendukung atau tim pemenangan calon presiden dan wakilnya melalui media sosial.

Banyaknya informasi yang ada dalam media sosial, kerap kali tidak kredibel, sebab semua orang dapat mengunggah apapun. Video-video atau tulisan berupa informasi semakin banyak dan semakin cepat tersebar. Persebaran itu tidak dapat dihentikan sebab setiap video yang disebar dapat menjangkau banyak orang bahkan mereka yang berada di desa terpencil sekalipun. Untuk itu, masyarakat khususnya Generasi Z yang akrab dengan media sosial harus kritis dan selektif dalam menerima informasi. Jika tidak, mereka akan mendapat pemahaman yang salah tentang informasi yang ada. Generasi Z juga perlu mengkomparasi informasi agar tingkat kredibilitas dari suatu informasi itu benar dan valid.

Fenomena yang terjadi di zaman ini, adalah kebenaran sulit ditemukan. Di era teknologi saat ini, narasi atau video yang sering diulang-ulang menjadikannya informasi yang benar. Dengan kata lain, kebenaran bergantung pada intensitas narasi digaungkan. Semakin intens suatu informasi, statement, atau narasi digaungkan dan diulang-ulang, maka semakin benar pula informasi, statement atau narasi itu. Dalam media sosial sekarang, kebenaran semakin kabur, dan sulit ditemui.

Selain sikap kritis dan selektif dalam menerima informasi yang ada, Generasi Z juga harus memiliki sikap selektif dalam memberikan informasi. Hal ini bertujuan agar informasi yang dibagikan merupakan informasi valid, sehingga semakin banyak orang teredukasi melalui informasi yang mereka terima. Dengan demikian secara tidak langsung, melalui sikap selektif dalam menerima dan berbagi informasi itu, semakin banyak kebenaran yang beredar di masyarakat.

Generasi Z, disebut juga sebagai generasi serba instan yang minim literasi. Mereka senang dengan sikap dan budaya serba instan. Generasi ini memiliki kecenderungan tidak mau repot dan tidak mau susah. Budaya instan ini mempengaruhi minat literasi Generasi Z. Mereka lebih senang dengan budaya melihat dan menonton daripada budaya membaca dan menulis. Apabila disadari, budaya demikian akan mengurangi cara atau pola pikir dan sikap kritis mereka. Ini terjadi karena budaya menonton membuat penggunanya menjadi pasif sedangkan dalam budaya membaca-menulis, penggunanya diajak lebih aktif untuk berpikir.

Pada dasarnya, sikap kritis dapat dibangun lewat kegiatan literasi. Apabila seseorang minim dalam literasi, maka kemungkinan besar ia tidak memiliki sikap kritis yang baik. Hal ini menyebabkan tingkat selektivitas dalam memilih informasi rendah. Inilah yang menyebabkan orang mudah mempercayai setiap informasi yang diterimanya tanpa mempertanyakan kebenaran dari informasi itu.

Saat ini, generasi Z memiliki tingkat literasi yang rendah. Berdasarkan studi oleh Program of International Student Assessment pada 2019, Indonesia berada di urutan ke-62 dari 70 negara yang disurvei. Hasil dari data ini cukup memprihatinkan. Minimnya minat literasi di kalangan usia muda, berpengaruh pada kemampuan dan kecerdasan dalam bernalar. Dengan kata lain, minat literasi itu berpengaruh pada kualitas masyarakat usia muda, khususnya Gen Z. Padahal Generasi Z merupakan generasi emas, karena Indonesia mengalami bonus demografi pada pada 2045. Bonus demografi itu didominasi oleh Generasi Z. Untuk itu, sangat dibutuhkan kualitas generasi Z yang baik.

Bonus demografi yang terjadi pada 2045 mendatang, perlu disiapkan sejak saat ini. Hal ini sejalan dengan pemikiran para filsuf bahwa ketiga dimensi waktu yaitu masa lalu, masa kini, dan masa mendatang tidak dapat dipisahkan. Ketiga dimensi waktu itu berjalan bersamaan dan saling mempengaruhi. Secara sederhana apa yang ada saat ini, berasal dari masa lalu dan menuju masa depan. Begitu juga dengan masa depan. Apa yang ada di masa depan berasal dari masa lalu dan masa kini. Bila diimplementasikan dalam kaitannya dengan bonus demografi, kualitas generasi Z pada 2045 ditentukan oleh Generasi Z yang ada dalam waktu saat ini.

Dalam mencapai Indonesia emas 2045, selain dipengaruhi dan ditentukan oleh generasi Z saat ini, juga dipengaruhi oleh pemimpin Indonesia saat ini hingga pemimpin pada 2045 nanti. Pemimpin yang paling berpengaruh untuk Indonesia emas 2045 adalah pemimpin saat ini dan pemimpin yang akan memenangi kontestasi pada 2024 nanti. Oleh karena itu, sangat penting dalam menentukan pemimpin saat ini. Apabila salah, maka akan menghancurkan harapan menuju Indonesia Emas 2045. Dalam hal ini, peranan generasi Z sangat penting untuk mengawasi pemilu 2024 mendatang agar berjalan dengan baik yaitu pemilihan yang Luber Jurdil.

Pemilihan umum yang ideal, berarti pemilihan umum yang harus sesuai dengan prinsip Demokrasi yaitu luber dan jurdil. Apabila hal ini tidak terwujud dalam pemilihan umum, maka negara akan menuju krisis politik yang lebih besar. Oleh karena itu, perlu diusahakan terciptanya pemilu yang luber dan jurdil sebagai syarat yang tidak dapat ditawar dalam setiap pemilu. Pemilu yang luber dan jurdil merupakan tanggung jawab bersama masyarakat Indonesia, khususnya Generasi Z sebagai bagian utama dari bonus demografi pada 2045 mendatang.

Dalam upaya mengawasi pemilihan umum, generasi Z hendaknya terlebih dahulu mendapatkan pendidikan dan sosialisasi politik. Memang, secara tidak langsung dan langsung semua anggota masyarakat telah mengalami sosialisasi politik. Melalui sosialisasi politik ini, masyarakat mengenal, memahami dan menghayati nilai-niali politik tertentu yang berpengaruh pada sikap dan tingkah laku politik sehari-hari. Oleh karena itu, generasi Z harus memahami terlebih dahulu sistem politik yang ideal.

Di Indonesia, sistem politik yang ideal adalah sistem politik Demokrasi Pancasila. Generasi Z sangat perlu untuk memahami dengan baik sistem politik ini. Pemahaman tentang Demokrasi Pancasila, akan sangat membantu Generasi Z dalam mengawasi jalannya pemilu. Dengan itu, Generasi Z dapat menilai dan mempertimbangkan pemilu yang ada serta pemerintahan yang sedang berjalan, apakah proses itu sesuai dengan Demokrasi Pancasila atau tidak. Penting diingat bahwa hakikat demokrasi adalah pengakuan bahwa kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, generasi Z harus menilai dengan ukuran hakikat Demokrasi Pancasila. Jika demikian, mungkin segala tindakan penyelewengan dalam pemilu dapat diminimalisir sekecil mungkin.

Dalam pendidikan dan sosialisasi politik Generasi Z, sangat baik apabila mereka belajar dari pengalaman-pengalaman generasi Z yang terlebih dahulu, misalnya Kartini, Ratulangi, Tjipto Mangunkusumo, Syahrir dan Natsir. Dalam banyak hal, tokoh-tokoh tersebut berbeda pandangan politik namun mereka memiliki satu kesamaan yaitu totalitas pengabdian kepada masyarakat. Melalui pembelajaran dari tokoh-tokoh muda terdahulu, diharapkan generasi Z mendapatkan inspirasi dan motivasi. Khususnya mengenai peranan Generasi Z dalam perpolitikan dan masyarakat yaitu untuk pengabdian yang mendalam kepada masyarakat daripada pencarian kekuasaan politik.

Menurut penulis, literasi, sosialisasi dan pendidikan politik saling berkaitan. Sikap Kritis dan selektif menanggapi pergulatan politik saat ini, dipengaruhi besar oleh ketiga unsur di atas. Kegiatan literasi menyempurnakan sosialisasi dan pendidikan politik. Generasi Z saat ini, dengan kemudahan mengakses informasi, akan mempercepat sosialisasi dan pendidikan politik bagi mereka. Pendidikan dan sosialisasi dapat dilakukan melalui banyak cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti sosialisasi dan pendidikan politik formal, melalui seminar, webinar dan pendidikan di kampus masing-masing. Selain itu, Generasi Z juga dapat mengikuti media-media sosial yang berisi edukasi dan sosialisasi politik. Kegiatan literasi dengan membaca buku-buku politik juga dapat membantu percepatan sosialisasi dan pendidikan politik.

Dalam upaya percepatan sosialisasi dan pendidikan politik bagi generasi Z, diperlukan keterlibatan banyak pihak. Pertama dan terutama ialah Generasi Z sendiri. Generasi Z sebagai subjek sosialisasi dan pendidikan politik, harus memiliki sikap aktif dan proaktif, sikap terbuka dan sikap keingintahuan. Apabila sikap-sikap ini tidak dimiliki, maka sosialisasi dan pendidikan politik itu akan sulit terwujud. Selain generasi Z, lingkungan kampus juga memiliki peran penting dalam sosialisasi dan pendidikan politik ini. Universitas-universitas di Indonesia, hendaknya menyediakan wadah bagi generasi Z untuk mendapatkan sosialisasi dan pendidikan politik di universitas masing-masing. Universitas memiliki peran penting dalam mendorong generasi Z untuk ikut serta dalam perpolitikan, setidaknya untuk mendorong mereka dalam mengawasi pemilu yang akan berlangsung. Apabila dimungkinkan, Generasi Z dipersiapkan untuk ikut dalam politik praktis. Tujuannya agar semakin banyak Generasi Z yang terlibat dalam perpolitikan, sehingga dapat menggebrak sistem lama yang barangkali sudah tidak relevan dengan kehidupan zaman ini.

Selain kedua pihak di atas, peran pemerintah juga penting dalam sosialisasi dan pendidikan politik bagi kaum Z. Pemerintah hendaknya, mewadahi sosialisasi dan pendidikan politik generasi Z melalui perbincangan politik. Perbincangan politik itu dapat dilakukan dengan mengundang pakar-pakar politik untuk berbicara bagi generasi Z. Langkah itu dapat dijalankan melalui kerjasama pemerintah dengan universitas-universitas di Indonesia. Barangkali, dapat dilakukan dengan mengunjungi universitas dan melakukan sosialisasi dan pendidikan politik di universitas tersebut. Juga dapat dilakukan dengan mengundang universitas-universitas dalam satu provinsi untuk hadir dalam seminar yang diselenggarakan pemerintah.

Daftar Kepustakaan

  • Alfian. 1978. Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia.
  • Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Bawaslu Jombang. 2020. Generasi Z Mengawasi Pilkada 2020. Tebuireng Insititute.
  • Haris, Syamsudin. 1999. Kecurangan dan Perlawanan Rakyat dalam Pemilu 1997. Jakarta: Obor.
  • W. Dewantara, Agustinus. 2017. Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Yogyakarta: Kanisius.
  • Sebagian isi dari tulisan esai ini adalah ide atau pendapat pribadi penulis

Tinggalkan Komentar

Komentar Terbaru

  • Seoranko

    It appears that you know a lot about this topic. I expect…

  • Felix Meyer

    Truly appreciate your well-written posts. I have certainly picked up valuable insights…

  • VIEW NEWZ

    Very interesting news information that doesn't make you bored, especially the latest…

  • BERITA MANTUL

    One of the rare natural phenomena that will occur next month is…

  • 168NEWS

    Several central banks have begun considering raising interest rates to control rising…

Chat WhatsApp
Butuh Bantuan?
Selamat datang di Portal Berita Paradeshi. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami beragam informasi yang kami sajikan, baik dalam bentuk berita ataupun artikel, seluruh konten yang dihadirkan kami kanalkan dalam beragam rubrik.

Silahkan menghubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut