“Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di masyarakat pedesaan. Mereka memiliki akses yang luas terhadap informasi dan teknologi, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi masyarakat.”
– Dr.Arief Budiman, peneliti dari Universitas Gadjah Mada
Pendahuluan
Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat pedesaan dalam pemilihan umum (pemilu) di Indonesia merupakan permasalahan kompleks dan mempunyai penyebab yang berbeda-beda. Masyarakat pedesaan seringkali menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses informasi, kurangnya pendidikan politik, serta jarak geografis yang memisahkan mereka dari pusat kegiatan politik di perkotaan. Namun, saat ini perkembangan teknologi informasi sudah berkembang pesat, terutama pada tahun 2020 mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum (Pemilu). Berdasarkan data yang bersumber dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengutarakan bahwa tingkat partisiasi pemilih pada Pemilihan 2020 telah mencapai 76,09 persen.
Angka tersebut merupakan hasil rekapitulasi partisipasi pemilih rata-rata pada Pemilihan 2020 dibagi 270 yang merupakan jumlah daerah penyelenggara Pemilihan 2020 baik Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat mengalami kenaikan dibandingkan dengan partisipasi pada Pemilihan 2015 dengan jumlah 269 daerah, yaitu 69,06 persen, angka partisipasi rata-rata nasional pada Pemilihan 2020 dengan jumlah daerah 270 terjadi peningkatan sebesar 7,03 persen.
Meskipun demikian, permasalahan mengenai kurangnya tingkat partisipasi masyarakat di daerah pedesaan masih menjadi perdebatan di kalangan pemerintah dan harus segera dicari solusinya. Selain keterbatasan akses informasi yang menjadi tantangan, faktor ekonomi dan sosial juga memainkan peran penting, termasuk kemiskinan dan keterbatasan sumber daya yang dapat digunakan untuk berpartisipasi dalam proses
pemilihan. Semua faktor ini, bersama dengan kendala lainnya, telah menyebabkan tingkat partisipasi politik yang rendah di masyarakat pedesaan, yang memerlukan upaya dan inovasi dalam pendidikan politik untuk mengatasi masalah ini.
Hasil dan Pembahasan
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan sistem pendidikan politik di daerah pedesaan melalui berbagai program dan inisiatif, seperti program pelatihan dan penyuluhan politik. Namun program tersebut masih memiliki kekurangan misalnya, kurangnya aksesibilitas dan daya jangkau program-program tersebut. Faktor-faktor lain seperti infrastruktur yang terbatas, terbatasnya dana yang dialokasikan untuk pendidikan politik di pedesaan, serta kurangnya koordinasi antara berbagai lembaga yang terlibat dalam pendidikan politik di daerah pedesaan, semuanya menjadi hambatan dalam meningkatkan partisipasi politik di tingkat pedesaan. Solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan harus mempertimbangkan cara untuk mengatasi hambatan-hambatan ini dan memastikan bahwa pendidikan politik dapat diakses oleh seluruh masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, di samping perkembangan digitalisasi modern yang menjadikan teknologi digital sebagai kebutuhna sehari-hari, seharusnya pemerintah mulai mengadakan program yang sejalan dengan kebutuhan zaman termasuk memanfaatkan sosial media sebagai media dalam menjalankan program tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), di Indonesia pengguna media sosial kebanyakan dari kaum muda atau generasi muda milenial. Generasi Z, yang sering disebut sebagai Gen Z, adalah kelompok generasi yang lahir sekitar pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka adalah generasi yang tumbuh dalam era digital, dengan akses luas ke teknologi informasi dan internet. Gen Z sering kali dianggap sebagai generasi yang lebih terhubung secara global, berpengetahuan teknologi tinggi, dan memiliki kecenderungan untuk berpartisipasi aktif dalam isu-isu sosial dan politik melalui media sosial dan platform online. Peran mereka dalam politik sering kali mencakup menyuarakan isu-isu penting, menggalang dukungan online, serta menjadi agen perubahan dalam menyampaikan pesan politik dan memobilisasi pemilih, terutama dalam konteks politik global dan nasional. Gen Z memiliki potensi besar untuk memengaruhi perubahan politik dengan memanfaatkan teknologi dan kepemudaan mereka.
Pendidikan politik di pedesaan memiliki signifikansi yang besar karena sejumlah alasan. Pertama, pedesaan sering kali terpinggirkan dalam proses politik, dan pendidikan politik dapat membantu masyarakat pedesaan untuk memahami hak, tanggung jawab, dan mekanisme politik yang relevan. Kedua, pendidikan politik dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dalam partisipasi politik antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Ketiga, Gen Z yang terlibat dalam pendidikan politik di pedesaan dapat membawa inovasi dan pendekatan yang lebih inklusif, memungkinkan masyarakat pedesaan untuk memanfaatkan teknologi dan akses informasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses politik. Selain itu, Gen Z sebagai agen pendidikan politik juga dapat membangun kesadaran politik yang kuat dan generasi berikutnya yang lebih terlibat dalam politik lokal. Ini penting untuk menciptakan masyarakat pedesaan yang lebih demokratis dan berpartisipasi aktif dalam pembuatan keputusan politik yang memengaruhi kehidupan mereka.
Inovasi Pendidikan Politik oleh Gen Z dalam Menyulut Api Perubahan Politik untuk Masyarakat Pedesaan
Beberapa produk atau metode inovatif yang dapat digarap oleh Gen Z dalam upaya mendidik masyarakat pedesaan tentang politik. Adapun beberapa metode yang dapat dikembangkan tersebut antara lain:
1. Aplikasi Pendidikan Politik Digital
Gen Z dapat mengembangkan aplikasi mobile atau perangkat lunak berbasis web yang dirancang khusus untuk pendidikan politik. Aplikasi ini dapat berisi materi-materi pendidikan politik, berita politik lokal, serta fitur-fitur interaktif seperti kuis, forum diskusi, dan informasi pemilihan. Aplikasi ini dapat digunakan untuk semua kalangan usia terutama untuk kalangan masyarakat pedesaan. Aplikasi ini akan berfungsi sebagai platform yang dapat diunduh oleh masyarakat pedesaan. Aplikasi ini akan memuat modul-modul pelajaran tentang konsep politik, pemilihan umum, peran pemerintah, isu-isu politik lokal, dan berita politik terbaru. Selain itu, aplikasi ini akan menyediakan fitur- fitur interaktif seperti kuis politik, forum diskusi yang memungkinkan masyarakat pedesaan berbagi pandangan, dan informasi pemilihan termasuk daftar calon dan proses pemungutan suara.
2. Video Edukatif
Gen Z dapat membuat video pendek dan informatif yang menjelaskan konsep-konsep politik, proses pemilihan, dan isu-isu penting dalam bahasa yang mudah
dipahami. Video-video ini dapat diunggah ke platform seperti YouTube atau media sosial untuk mencapai audiens yang lebih luas.
3. Pelatihan Berbasis Game
Gen Z dapat merancang permainan atau simulasi berbasis komputer yang memungkinkan masyarakat pedesaan untuk belajar tentang politik dengan cara yang interaktif dan menyenangkan. Permainan ini dapat mencakup simulasi pemilihan, peran sebagai pejabat publik, debat politik, atau peran sebagai pejabat publik di tingkat lokal. Dengan bermain permainan ini, masyarakat pedesaan dapat mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang proses politik sambil bersenang-senang.
4. Kelas Workshop Lokal
Gen Z dapat mengorganisir kelas-kelas dan lokakarya langsung di pedesaan untuk membahas isu-isu politik penting, memberikan pelatihan praktis tentang bagaimana terlibat dalam politik, dan berkolaborasi secara langsung dengan masyarakat. Kelas-kelas ini akan dipandu oleh Gen Z dan akan membahas isu-isu politik, seperti pemahaman tentang undang-undang, hak-hak warga, dan cara terlibat dalam politik lokal. Ini juga memberi masyarakat pedesaan kesempatan untuk bertanya langsung dan berinteraksi dengan para pemimpin muda ini.
5. Konten Media Sosial
Gen Z dapat menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan konten edukatif yang mudah diakses oleh masyarakat pedesaan. Ini termasuk membuat infografis, membagikan artikel informatif, dan mengadakan sesi tanya jawab tentang politik. Gen Z akan memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter untuk menyebarkan konten edukatif tentang politik. Media sosial akan digunakan untuk berinteraksi dengan masyarakat pedesaan dan merespon pertanyaan serta komentar mereka tentang isu-isu politik.
6. Proyek Pendidikan Kolaboratif
Gen Z dapat berkolaborasi dengan penduduk pedesaan untuk mengembangkan proyek-proyek pendidikan politik khusus yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Ini dapat mencakup mendirikan perpustakaan komunitas dengan koleksi buku politik, mengadakan lokakarya keterampilan, atau memfasilitasi diskusi politik atau mengadakan diskusi politik di tingkat desa atau kelurahan untuk menjawab pertanyaan dan keprihatinan masyarakat secara langsung.
Setiap produk inovatif ini akan membantu Gen Z untuk mendidik masyarakat pedesaan tentang politik dengan cara yang lebih menarik dan efektif. Pilihan produk yang tepat akan tergantung pada sasaran pengguna yaitu seluruh masyarakat terutama untuk
masyarakat pedesaan, sumber daya yang tersedia, dan konteks lokal sehingga tujuan dari program pendidikan tersebut dapat tercapai dengan maksimal.
Tantangan dalam Pengaplikasian Program Pendidikan Politik
Namun perlu diingat, tentu dalam menjalankan program oleh Gen Z tersebut pasti ada tantangan yang dihadapi. Tantangan dalam pengaplikasian program inovatif oleh Gen Z dalam pendidikan politik di pedesaan termasuk aksesibilitas teknologi yang belum merata di seluruh pedesaan, kurangnya sumber daya finansial dan infrastruktur yang memadai, serta mungkin juga resistensi terhadap perubahan dari pihak yang kurang terdidik politik. Selain itu, program-program inovatif tersebut juga perlu mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak jangka panjang, memastikan bahwa mereka berkelanjutan dan berdaya guna dalam memberikan pendidikan politik yang berkelanjutan di masyarakat pedesaan.
Dalam menjalankan program inovatif untuk pendidikan politik di pedesaan, peran vital dipegang oleh sejumlah pihak. Gen Z memiliki peran utama sebagai inovator dan pendidik politik, mereka mendesain, mengimplementasikan, dan mengelola program- program tersebut. Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, harus mendukung dengan alokasi sumber daya, regulasi yang mendukung, dan kolaborasi yang efektif. Selain itu, masyarakat pedesaan sendiri memiliki peran penting dalam menerima dan mengambil manfaat dari program ini, sehingga keterlibatan dan partisipasi aktif mereka sangat penting. Kemitraan antara Gen Z, pemerintah, dan masyarakat pedesaan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan pendidikan politik dan partisipasi politik di pedesaan.
Kesimpulan
Dalam menjawab tantangan rendahnya partisipasi masyarakat pedesaan dalam pemilu, Gen Z telah mengambil peran penting dalam mengembangkan program inovatif pendidikan politik. Mereka membawa harapan untuk memerangi keterbatasan akses informasi dan pendidikan politik di pedesaan dengan menggunakan teknologi dan semangat kepemudaan. Namun, tantangan seperti aksesibilitas teknologi, sumber daya terbatas, dan resistensi terhadap perubahan tetap menjadi hambatan. Keberhasilan program-program inovatif ini memerlukan kerjasama antara Gen Z, pemerintah, dan masyarakat pedesaan. Dengan upaya bersama, pendidikan politik yang kuat dapat membantu masyarakat pedesaan untuk berpartisipasi aktif dalam politik, menjembatani kesenjangan politik, dan menciptakan masyarakat pedesaan yang lebih sadar politik.
Saran
Dalam memaksimalkan program-program inovatif pendidikan politik yang digerakkan oleh Gen Z di pedesaan, perlu diperkuat kerja sama lintas sektor antara pemerintah, kelompok Gen Z, dan masyarakat pedesaan. Hal ini mencakup alokasi sumber daya yang memadai, pendekatan inklusif yang memahami kebutuhan unik masyarakat pedesaan, serta pengembangan infrastruktur teknologi yang memungkinkan akses yang lebih merata. Mendukung pelatihan dan pembinaan bagi Gen Z sebagai pendidik politik juga penting untuk memastikan keberlanjutan program. Selain itu, program-program tersebut harus mampu memantau dan mengevaluasi dampaknya secara berkelanjutan untuk mengukur keberhasilan dan membuat perbaikan yang diperlukan seiring waktu. Dengan langkah-langkah ini, pendidikan politik di pedesaan yang dibawa oleh Gen Z dapat mencapai hasil yang lebih optimal dan mendukung partisipasi politik yang lebih luas dan inklusif.
Daftar Pustaka
- BPS – Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2020). Statistik Indonesia.
- Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2019). Modul Pelatihan Calon Kepala Desa: Pemahaman Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa dan Politik Desa.
- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. (2019). Laporan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum (Pemilu). KPU RI
- Nurwianti, F. S., & Dewi, I. K. S. (2019). Partisipasi Politik Generasi Z dalam Pemilihan Umum Legislatif 2019 di Indonesia. Jurnal Politik Muda, 7(1), 22-29.
- Pratama, R., & Setiawan, T. (2019). Peran Generasi Milenial dalam Politik Desa di Indonesia. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan, 3(2), 184-196.
- Sebagian isi dari tulisan esai ini adalah ide atau pendapat pribadi penulis
5 comments
The low level of participation of rural communities in general elections (elections) in Indonesia is a complex problem and has different causes. I really like it, and I look forward to hearing from you next. Thank you for the information about the most popular viral news this year. For more detailed information, please visit our website for further information Viralfirstnews
This news is very interesting, the content is different and unusual, making it go viral. And we also have a little review about viral news that you need to know, by visiting our website https://viralfirstnews.com/
Several central banks have begun considering raising interest rates to control rising inflation. This makes investors worried that there will be greater economic pressure in the future for further information, visit this website https://sites.google.com/view/168news
One of the rare natural phenomena that will occur next month is a total solar eclipse. A total solar eclipse occurs when the moon between the earth and the sun covers part or all of the sun’s surface. A total solar eclipse is only visible in areas where the moon’s shadow passes. Next month, a total solar eclipse will occur in several regions in South America, Central America and the Atlantic Ocean. For further information, visit this website https://beritamantul.jimdosite.com/news/
Very interesting news information that doesn’t make you bored, especially the latest news that is eagerly awaited, for other news information, visit the site. web.https://scroll-viewport.io/