6 comments 161 views

Konektivitas Digital Mindset Terhadap Generasi Z dan Kontestasi Dalam Konsolidasi Kampanye Pemilu 2024

Latar Belakang

Di era gemparan perkembangan teknologi, semakin intensifnya penggunaan internet dikalangan masyarakat. Masyarakat yang hal ini adalah generasi muda terutama para Gen Z sebagai generasi yang nantinya akan memegang tongkat estafet dalam membangung negeri. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2022 sebanyak 68,82 juta jiwa penduduk Indonesia masuk kategori pemuda. Angka tersebut porsinya mencapai 24% dari total penduduk, jadi hampir seperempat penduduk Indonesia adalah pemuda (Viva Budy Kusnandar, 2023).

Banyak analisis para ahli, bahwa Gen Z memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Dalam artikel Bruce Tulgan dan RainmakerThinking, Inc. berjudul “Meet Generation Z : The Second Generation within The Giant Millenial Cohort” menemukan lima karakteristik utama Gen Z yang membedakannya dengan generasi sebelumnya. Pertama, Media sosial menjadi jembatan atas keterasingan dunia nyata. kedua, keterhubungan Gen Z dengan orang lain . Ketiga, kesenjangan keterampilan, seperti buda]a kerja dan komunikasi interpersonal. Keempat, dengan adanya koneksi internet menjadi kemudahan Gen Z menjelajah dan terkoneksi dengan banyak orang di berbagai tempat. Terakhir, keterbukaan generasi ini dalam menerima berbagai pandangan dan pola pikir (Diyan Nur Rakhmah, Analis Kebijakan pada Pusat Penelitian Kebijakan, 2021) .

Kecendrungan pola pikir Gen Z dalam perubahan teknologi yang signifikan, perlu suatu pemahaman tentang norma-norma dan etika dalam bermedia digital. Digital mindset merupakan sikap, keyakinan, dan cara berpikir yang memungkinkan seseorang untuk beradaptasi dengan mengimplementasikan nilai-nilai teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini yang akan membentuk pandangan bagi Gen Z bagaimana bertindak dengan integritas dan etika saat berinteraksi dalam dunia digital.

Media sosial adalah platform daring yang yang memfasilitasi pengunanya untuk berinterkasi, berbagi serta bertukar informasi dan gagasan kepada khalayak luas. Dalam konteks politik, platform media sosial kerap digunakan untuk kampanye politik. Sehingga, memungkinkan masyarakat untuk terlibat diskusi politik, mengorganisir gerakan sosial, dan mempengaruhi kebijakan publik.

Dengan memanfaatkan medial sosial, subtansi Gen Z begitu besar dalam menyumbangkan suara di Pemilu 2024. Iin Gustiawan salah satu anggota KPU kabupaten Kepahiang menyampaikan, “ pemuda memiliki peran penting menjelang pemilu 2024 dengan menjual gagasan, bekerja sama dan ikut mengawasi dan menjadi bagian partai atau peserta pemilu untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas ” (Bengkulu, 13 Oktober 2023).

Oleh karena itu, dengan hadirnya teknologi sangat perlu bagi Gen Z bersikap kritis tanpa apatis, mengirim dan menyebarkan informasi yang dibutuhkan dengan sasaran yang tepat dan memberikan pandangan dan informasi terhadap masyarakat dalam membangkitkan mindset positif menjelang pemilu 2024. Namun, dampak negatif dari media sosial adalah karena banyaknya pengguna dapat mengakibatkan adanya misinformasi dan disinformasi, hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik.

Pembahasan

• Media Sosial Sebagai Indikator Persiapan Pemilu 2024

Sosial media merupakan sarana digital yang memfasilitasi pengunanya untuk berinterkasi, berbagi serta bertukar informasi dan gagasan berupa tulisan, poster dan video dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual. Bagi pengunanya interaksi sosial dapat mudah dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat sehingga akses mendapatkan informasi akan lebih cepat didapatkan.

Platform media sosial yang kerap sebagai salah satu alat untuk mendapatkan suara hati rakyat, peserta pemilu memanfatkan sosial media sebagai salah satu medium untuk berkampanye politik di era pesta demokrasi. Di Amerika Serikat Pemanfaatan sosial media berhasil mendorong partisipasi pemilih muda. Lain halnya di Thailland media sosial menjadi kunci kemenangan salah satu kontestan. Adanya sosial media, ekspresi politik semakin kentar sehingga keberpihakan politik sudah merasuk hingga membentuk identitas sosial. Dengan demikian, sosial media memberikan perubahan kancah pandang masyarakat dalam menentukan hak pilih mereka.

Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria, saat ini media sosial berperan efektif dalam mempengaruhi proses politik, termasuk membentuk cara pandang dan meningkatkan kesadaran publik akan isu-isu sosial terkini, termasuk upaya mewujudkan Pemilu 2024 Damai (Kominfo, 30 September 2023). Dengan kemudahan platform sosmed, kegiatan komunikasi, pertukaran pendapat, hingga mobilisasi kegiatan politik, menjadi lebih mudah dilakukan. Media sosial memainkan peran lebih besar selain sebagai sumber informasi, yakni sebagai ruang berkomunikasi dengan lingkaran internal yang sifatnya intim, sekaligus sebagai ruang diskusi yang sifatnya publik.

Namun demikian, seiring peningkatan intensitas pengguna sosial media akan berpotensi terjadinya kekacuan informasi dan menjadi suatu kewaspadaan tersendiri bagi masyarakat dengan terjadinya saling terjal berita yang disebarkan.

Salah satu kasus tercatat di situs web Kementrian Kominfo pada bulan maret 2019, beredar sebuah postingan yang berisi bahwa apabila terjadi 2 periode kepemimpinan presiden akan terjadi larangan mengumandangkan adzan. Faktanya adalah hal tersebut sangat tidak benar, konten tersebut termasuk dalam kampanye hitam karena sampai saat ini tidak pernah ada larangan untuk mengumandangkan adzan bahkan hal tersebut dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 E ayat 1 serta pasal 29 ayat 2 (Kominfo, 25 Maret 2019).

Dalam penyelenggaraan kampanye di sosial media juga dilakukan pengawasan ketat untuk mengatur komitmen partai politik dalam berkampanye. Antara lain tidak menyebarkan disinformasi, dan hasutan kebencian. Hal ini mengakibatkan potensi konflik dan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat. Penanaman dalam berdigital sebagai Choice Best Information dalam menggiring informasi dan berita, melangkahkan pengguna sebagai sarana penerima informasi tidak secara sepihak dengan menguatkan akar politik. Dimaksud tidak secara sepihak adalah tidak menggelapkan kubu lawan dengan menyebarkan sebuah isu-isu dan informasi yang dapat mengintimidasi sehingga terjadinya kesenjangan, menurunnya kepercayaan, bahkan menghujat lawan mereka.

Mediator personality menjadi sudut pandangan sesorang untuk mendorong, melakukan, dan melaksanakan kreatif kampanye agar tidak mengabaikan idealismenya demi mementingkan secara personal. Disisi lain, gatekeeping menjadi sangat penting dilakukan untuk proses seleksi suatu media konten yang akan dipublikasikan. Hal ini, menyinergikan idealisme yang mencakup kepentingan publik, Undang-undang, dan etika dengan kebijakan media dan mendorong agar aktivitas pengguna bisa terpantau secara intens.

• Kontribusi Gen Z dan kampanye Media Sosial

Bukan suatu hal yang asing bagi Gen Z menggunanan media digital sebagai alat komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Unsur intelektual positif yang harus mereka dapatkan dengan memanfaatkan media digital. Dengan aspek kuantitas, jumlah anak muda lebih banyak menjadi faktor sejumlah pihak menyoroti peran Gen Z dalam pesta demokrasi. Sehingga hal ini bisa menjadi penentu di pemilu dan menjadi sebuah tantangan bagi semua kontestan pemilu untuk meraih hati Gen Z.

Selain itu, menurut Danu (Pakar Komunikasi Politik Unesa, 07 Juni 2023), Gen Z akan memberikan pembeda lantaran mereka selalu melempar isu ke media sosial dan dibahas oleh banyak orang. Antusiasme mereka menjelang pemilu sangat tinggi bahkan respon Gen Z terhadap pemilu 2024 nanti tidak sampai berujung dengan aksi golput atau tidak memilih. Mereka akan lebih memilih untuk mengkritik secara terbuka dan diulas di berbagai platform media sosial. Berbagai calon legislatif yang mendaftar akan menjadi penilaian tersendiri bagi Gen Z, termasuk tentang artis yang ikut daftar menjadi caleg. Terlebih mereka pasti memahami betul kriteria parpol yang tidak memiliki kaderisasi baik, lebih mementingkan popularitas, dan elektabilitas ketimbang kualitas. Belakangan ini terbukti akan respon Gen Z terhadap perilaku politik dipertontonkan dan itu tidak pantas akan dikritik habis sama Gen Z.

Maka, sangat diperlukan peran Gen Z menghadapi situasi saat ini dalam persiapan pesta demokrasi 2024, hal apa saja yang harus mereka lakukan. Gen Z sebagai pengguna media sosial yang well inform dan terdidik tidak mudah dibohongi. Fact or fake news bisa terfilter dengan baik. Tentunya, dalam pengemasan pandangan yang diberikan terhadap khalayak umum harus bijak terkait hak mereka sebagai subjek pemilu tanpa adanya unsur paksaan atau perantara dalam memilih pasangan calon.

Aktivitas digital Gen Z dapat memberikan persepsi terkait capres dan cawapres dalam dekrit dan latarbelakang paslon wapres dan cawapres dengan mendorong narasi pemilu yang bernas, sarat gagasan serta diskursus soal isu dan kebijakan – bukan gosip atau politik identitas. Dengan adanya gagasan yang mereka berikan dapat mentransformasi pikiran dengan menyebarkan informasi yang tepat dan akurat, sehingga meminimalisir terjadinya ketimpangan berita misiinformasi atau disinformasi. Gen Z juga dapat memahami propaganda informasi atau pesan dengan memperhatikan sumber informasi, mengenali teknik manipulasi dan mempertahankan pikiran terbuka. Hal ini berdampak mempengaruhi dukungan terhadap ideologi, mendukung atau merusak citra suatu kelompok. Selain itu, Gen Z dalam menerima informasi dapat meyakini opini publik untuk lintas kekuatan guna mematangkan opini terkonsolidasi. Bahkan, saat informasi atau isu-isu yang kerap datang dari berbagai media sosial harus dikuatkan dengan memberikan dukungan data kepada aparat penegakan hukum untuk melakukan upaya penegakan hukum, terhadap pembuat dan penyebar hoaks terkait pemilu.

Untuk mencapai komitmen tersebut, Gen Z dapat meningkatan literasi dan kecakapan digital masyarakat dalam merespons hoaks melalui kampanye, edukasi, dan sosialisasi anti hoaks dan mendorong komunikasi politik yang produktif serta mengutamakan persatuan dan perdamaian.

Kesimpulan

Kesimpulannya, data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan 24 % dari total penduduk indonesia adalah pemuda (generasi Z). Keterlibatan mereka memiliki pengaruh besar terhadap kampanye pemilu 2024. Kehadiran mereka di dunia digital membentuk mindset politik yang unik. Salah satunya dengan memanfaatkan platform media sosial. Peran Gen Z dengan memanfaatkan alat tersebut mampu menciptakan, menyampaikan, memberikan dan membagikan informasi terhadapat masyarakat umum sebagai pandangan mereka memilih kandidat calon presiden dan wakil presiden. sementara kontestasi politik di platform online menjadi faktor penting dalam memengaruhi partisipasi mereka dalam pemilu. Oleh karena itu, strategi kampanye yang memahami dinamika digital dan mampu beradaptasi dengan preferensi Gen Z akan memiliki keunggulan dalam meraih dukungan mereka.

Daftar Rujukan

  • Nur Rakhmah, Diyan. (2021). Gen Z Dominan, Apa Maknanya bagi Pendidikan Kita?. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. https://pskp.kemdikbud.go.id/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita
  • Literasi Digital, Kerja Bersama Melawan Kepicisan. (2019). Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. https://www.kominfo.go.id/
  • Kompilasi Berita HOAKS Politik kementerian Kominfo. (2019). Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Ponorogo, https://kominfo.ponorogo.go.id/
  • Kominfo. (2023). Peran penting Generasi Milenial Pada Pemilu 2024. Dinas Pemerintahan kabupaten Kepahingan. https://kepahiangkab.go.id/new/2023/08/13/peran-penting-generasi-milenial-pada-pemilu-2024/
  • Savitri, Devita. (2023). Pakar Unesa Ungkap 3 Alasan Gen Z Penentu Pemilu 2024, Apa Saja?. detikEdu. https://www.detik.com/edu/detikpedia/
  • Watra, Boyke Ledy. (2023). Gen-Z, Milenial, politik masa depan. ANTARA news. https://www.antaranews.com/berita/3525420/gen-z-milenial-politik-masa-depan
  • Kolaborasi Optimalkan Media Sosial untuk Wujudkan Pemilu 2024 Damai. (2023). Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. https://www.kominfo.go.id/ tentang-kolaborasi-optimalkan media-sosial-untuk-wujudkan-pemilu-2024-damai/

6 comments

Muh Azril Islami November 26, 2023 - 12:39 am

sangat dibutuhkan untuk mindset² digital dalam menghadapi pemilu saat ini

Reply
Muh Azril Islami November 26, 2023 - 12:40 am

sangat dibutuhkan untuk mindset² digital dalam menghadapi pemilu saat ini

Reply
Muhammad Fajar Romadhoni November 26, 2023 - 1:57 am

semoga bermanfaat

Reply
Muhammad Azril Islami November 26, 2023 - 1:58 am

Sangat membantu untuk develop mindset global

Reply
Edy Setiyawan November 26, 2023 - 2:13 am

landasan artikel dengan sumber data akurat

Reply
Wahyu ilahi November 26, 2023 - 2:14 am

sat set artikel

Reply

Tinggalkan Komentar

Komentar Terbaru

  • Seoranko

    It appears that you know a lot about this topic. I expect…

  • Felix Meyer

    Truly appreciate your well-written posts. I have certainly picked up valuable insights…

  • VIEW NEWZ

    Very interesting news information that doesn't make you bored, especially the latest…

  • BERITA MANTUL

    One of the rare natural phenomena that will occur next month is…

  • 168NEWS

    Several central banks have begun considering raising interest rates to control rising…

Chat WhatsApp
Butuh Bantuan?
Selamat datang di Portal Berita Paradeshi. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami beragam informasi yang kami sajikan, baik dalam bentuk berita ataupun artikel, seluruh konten yang dihadirkan kami kanalkan dalam beragam rubrik.

Silahkan menghubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut