0 comment 90 views

Gen Z dan Politik Santai

Generasi Z (Gen Z) atau biasa dikenal dengan “Kids Jaman Now” merupakan generasi yang lahir pada kurun waktu 1994-2010. Generasi ini lahir ditengah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Generasi Z sebagai salah satu elemen bangsa, kini menjadi sorotan karena disebut sebagai generasi yang dapat menentukan masa depan (Liliani, 2018). Gen Z sangat diharapkan dapat menjadi penerus demi mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan tujuan negara Indonesia. Gen Z memiliki kemampuan berpikir global, karena sering menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan seluruh orang di belahan dunia.

Generasi Z ini memiliki karakter yang berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi ini dilabeli sebagai generasi yang minim batasan (boundary-less generation) (Kemdikbud 2021). Keunggulan Gen Z yaitu keterbukaan dalam menilai keanekaragaman, mudah beradaptasi terhadap teknologi dan peka terhadap isu global. Satu hal yang menonjol, Gen Z mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas. Kepiawaian gen z dalam menyerap dan memanfatkan perubahan teknologi menjadi nilai tambah tersendiri yang membedakan dari generasi sebelumnya. Gen Z pandai memanfaatkan teknologi baik untuk pekerjaan, pendidikan, hiburan maupun edukasi. Pastinya, hal tersebut akan berdampak positif karena gen z akan dengan mudah mengekploitasi ruang terbuka global secara tidak terbatas.

Sementara itu, sisi negatif dari gen Z yaitu sangat bergantung dengan teknologi atau bisa katakan tidak bisa hidup tanpa internet, kesehatan mental mudah terganggu, kurangnya keterampilan bersosialisasi didunia nyata dan keterbatasan pengalaman secara geografis dalam menjelajah dunia karena mudahnya mendapatkan informasi secara virtual. Gen Z memiliki karakter yang menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan budaya. Generasi ini dikenal memiliki karakter yang menyukai budaya instan dan kurang peka terhadap esensi privat (Aeni 2022). Gen z bisa dikatan adalah generasi yang paling terdidik diantar generasi lain. Alasannya karena generasi ini memiliki ruang tak terbatas dalam memperoleh informasi. Namun hal tersebut tidak menjadi jaminan jika generasi ini memiliki wawasan dan kepedulian terhadap politik. Praktik politiknya masih sebatas membaca informasi politik dan beragumen di media sosial, belum diwujudkan secara nyata.

Dalam bidang politik sendiri, Gen Z dapat memanfaatkan teknologi untuk mencari berbagai isu, berita, kasus, dan informasi baik dalam lingkup global maupun nasional secara cepat dan akurat. Gen Z sangat mengandalkan media sosial dan teknologi untuk mencari dan mempelajari berbagai hal termasuk politik sendiri. Gen Z di Indonesia sering dianggap sebagai remaja yang lugu terhadap situasi dinamika politik. Padahal, Gen Z memiliki cara berpolitik yang sangat berbeda dari gaya politik yang dianut oleh kakek-nenek bahkan orang tua mereka sendiri (Asumsi 2020). Gen Z tidak perlu langsung untuk mendapatkan segala isu, berita, dan informasi politik. Mereka hanya perlu membuka instagram, menonton youtube, dan googling saja. Berbeda dengan generasi sebelumnya, yang harus menunggu lama untuk mendapatkan informasi politik. Meraka bersusah payah untuk membeli koran, menunggu siaran radio dan televisi serta sosialisasi dari pemerintah.

Gen Z cenderung lebih santai dalam menyikapi permasalahan politik di tanah air. Mereka tidak ingin terlibat dalam pertikaian perbedaan pandangan politik secara ugal-ugalan. Jika ada perbedaan, mereka lebih senang mengkespresikan lewat lagu, meme, komik daripada harus berdebat panjang lebar. Gen Z lebih cerdas dan berhati-hati dalam menyerap isu, berita dan informasi politik apalagi yang berkaitan dengan fake news untuk pencitraan politik, saling sindir untuk menjatuhkan lawan, dan menguatkan politik identitas. Generasi ini menyukai pendekatan politik yang bersifat kekinian, yaitu dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti instagram, tiktok, whatsapp dan youtube daripada pendekatam politik tradisional yang bersifat kaku dan terlalu formal. Gen Z menjadikan politik sebagai ajang senang-senang daripada pertempuran, mengedepankan persahabatan daripada perdepatan, dan memilih rekreasi daripada konfrontasi.

Referensi

  • https://pskp.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita

  • https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/6226d6df12cfc/memahami-karakteristik-dan-ciri-ciri-generasi-z?page=all

  • https://news.detik.com/kolom/d-5741870/menyingkap-wajah-politik-gen-z

  • Liliani, H. (2018). Motivasi dan Perilaku Penggunaan Media Sosial Generasi Z Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Volume 1, No 2 – April 2023 e-ISSN : 29863104

Tinggalkan Komentar

Komentar Terbaru

  • Seoranko

    It appears that you know a lot about this topic. I expect…

  • Felix Meyer

    Truly appreciate your well-written posts. I have certainly picked up valuable insights…

  • VIEW NEWZ

    Very interesting news information that doesn't make you bored, especially the latest…

  • BERITA MANTUL

    One of the rare natural phenomena that will occur next month is…

  • 168NEWS

    Several central banks have begun considering raising interest rates to control rising…

Chat WhatsApp
Butuh Bantuan?
Selamat datang di Portal Berita Paradeshi. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami beragam informasi yang kami sajikan, baik dalam bentuk berita ataupun artikel, seluruh konten yang dihadirkan kami kanalkan dalam beragam rubrik.

Silahkan menghubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut