0 comment 84 views

Sejarah Tempe dan Tahu, Makanan Khas Nusantara Legendaris yang Mendunia.

Tak ada satupun masyarakat kita yang tak mengenal tahu dan tempe. Bisa dikatakan bahwa kedua makanan ini selalu hadir di meja makan kita sebagai lauk-pauk utama. Selain karena kaya akan nutrisi, kedua makanan ini dapat diolah menjadi beragam menu masakan sesuai dengan selera dan kekhasan masing-masing daerah di Indonesia. Tempe dan Tahu sangat populer di seluruh Indonesia, bahkan juga dikenal di luar negeri. Lalu bagaimana asal muasal dari kedua makanan ini? Dalam tulisan singkat ini, kami akan coba gali sejarah tempe dan tahu dari beragam sumber.

Sejarah Tempe

Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kedelai yang difermentasi dengan ragi. Sejarah tempe sebenarnya telah ada sejak zaman dahulu, pada saat manusia mulai mengenal kedelai dan proses pengolahan makanan dengan fermentasi.

Menurut catatan sejarah, tempe pertama kali dibuat oleh nenek moyang kita yang hidup sekitar 2.000 tahun silam. Pada saat itu, mereka menemukan bahwa kedelai yang direndam dalam air selama beberapa hari mulai berubah menyatu dan terlihat seperti kotak-kotak kecil. Proses ini ternyata menghasilkan tekstur dan aroma baru yang unik, sehingga mereka memutuskan untuk mengonsumsi kedelai yang telah dimodifikasi ini.

Awalnya, tempe hanya dimakan oleh masyarakat di Jawa. Namun seiring dengan berkembangnya budaya Indonesia, tempe kemudian menyebar ke daerah lainnya baik itu di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, hingga ke Papua. Bagi masyarakat Indonesia, tempe bisa dijadikan sebagai sumber protein, vitamin B, dan asam folat yang sangat diperlukan oleh tubuh.

Dalam beberapa tahun terakhir, tempe mulai dikenal di berbagai negara di dunia, terutama di negara-negara di Eropa dan Amerika. Mereka pun memulai produksi dan penjualan tempe secara massal sebagai alternatif sumber protein berbahan nabati yang sehat dan higienis.

Seiring dengan berkembang dan modernisasi teknologi, proses pembuatan tempe ini kini lebih mudah dan cepat. Kini, tempe diproduksi secara industri maupun rumahan dengan berbagai rasa dan bentuk, baik itu dalam bentuk kotak, cincin, atau bahkan camilan. Meskipun tempe sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Indonesia selama ribuan tahun, ternyata kini semakin banyak orang di seluruh dunia yang mulai menyukai rasa dan nilai kesehatan dari tempe.

Sejarah Tahu

Tak berbeda dengan tempe, tahu adalah makanan yang juga terbuat dari susu kedelai yang diolah secara fermentasi. Tahu memiliki rasa yang gurih dan nutrisi yang kaya, sehingga menjadi salah satu makanan yang populer di seluruh dunia. Namun, sejarah tahu tidak terlalu jelas dan masih menjadi perdebatan di antara para ahli.

Beberapa sumber menyatakan bahwa tahu pertama kali ditemukan di Tiongkok pada era Dinasti Han (206 SM-220 M). Pada masa itu, kedelai dianggap sebagai tanaman penting dalam pertanian. Kedelai dipanen dan digunakan sebagai pakan untuk ternak. Namun, seseorang tidak sengaja menemukan bahwa ketika air yang digunakan untuk merebus kedelai dicampur dengan cendawan, maka hasilnya adalah blockus putih yang aromanya gurih dan enak. Blockus putih ini akhirnya mengalami fermentasi dan menjadi tahu seperti yang kita kenal saat ini.

Salah satu cerita terkenal lainnya tentang sejarah tahu adalah berasal dari daerah Yogyakarta di Indonesia. Menurut cerita tersebut, tahu pertama kali ditemukan oleh seorang petani yang hari itu melihat kejadian air dari sungai sangat banyak. Air sungai tersebut berwarna putih karena tercemar limbah rumah tangga dan limbah industri. Petani tersebut tidak sengaja memasukkan kedelai ke dalam air putih tersebut dan hasilnya ternyata memproduksi suatu blockus putih yang kemudian menjadi tahu.

Tahu kemudian menyebar ke seluruh wilayah Asia dan Eropa, dengan bantuan para misiwan Katolik yang berasal dari Portugis. Miswan Portugis membawa kedelai ke Jepang dan membantu produksi tahu di Negara tersebut. Kedua produk tersebut akhirnya menjadi sangat populer di Jepang.

Tahu juga dikenal di banyak negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Makanan ini merupakan bagian penting dari budaya oleh banyak orang Asia Tenggara, dengan bahan baku lokal dan berbagai jenis olahan yang berbeda.

Dalam sejarahnya, tahu sering digunakan sebagai alternatif bagi masyarakat vegetarian yang tidak ingin makan daging. Selain itu, tahu juga merupakan sumber protein yang sangat baik bagi orang-orang yang mengikuti diet rendah karbohidrat, gluten-free, serta vegetarian atau vegan.

Jadi, meskipun asal-usul dan sejarah awal tahu masih menjadi perdebatan tapi tahu tetap menjadi salah satu makanan favorit yang populer dan menjadi bagian penting dalam kebudayaan Asia di seluruh dunia.

Tinggalkan Komentar

Komentar Terbaru

  • Seoranko

    It appears that you know a lot about this topic. I expect…

  • Felix Meyer

    Truly appreciate your well-written posts. I have certainly picked up valuable insights…

  • VIEW NEWZ

    Very interesting news information that doesn't make you bored, especially the latest…

  • BERITA MANTUL

    One of the rare natural phenomena that will occur next month is…

  • 168NEWS

    Several central banks have begun considering raising interest rates to control rising…

Chat WhatsApp
Butuh Bantuan?
Selamat datang di Portal Berita Paradeshi. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami beragam informasi yang kami sajikan, baik dalam bentuk berita ataupun artikel, seluruh konten yang dihadirkan kami kanalkan dalam beragam rubrik.

Silahkan menghubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut